Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Koperasi Serba Usaha Taksi Pataga Yogyakarta menjalin kemitraan dengan perusahaan transportasi Blue Bird untuk meningkatkan pelayanan dan kualitas sumber daya manusia terutama pengemudi dalam mengoperasikan taksi konvensional tersebut.
"Kemitraan dengan nama 'Kawanku Blue Bird' itu merupakan upaya kami bertahan di tengah persaingan dengan taksi 'online'," kata Ketua Koperasi Serba Usaha (KSU) Taksi Pataga Sujarwo Chandra di Yogyakarta, Senin.
Ia mengatakan keberadaan taksi "online" benar-benar "memukul" taksi konvensional atau taksi berargometer termausk Taksi Pataga. Untuk bertahan, Taksi Pataga melalui DPD Organda DIY menerima penawaran kerja sama kemitraan dengan Blue Bird.
"Hasil rapat seluruh anggota KSU Taksi Pataga sepakat untuk mengikuti program kemitraan dengan Blue Bird. Kami menggandeng mitra strategis karena keberadaan taksi konvensional tergerus oleh taksi 'online'," katanya.
Ia mengemukakan, dalam kemitraan itu sebanyak 25 armada milik Taksi Pataga dilakukan rekondisi sesuai dengan standar Blue Bird dan para pengemudi mendapatkan pelatihan selama lima hari untuk meningkatkan pelayanan.
"Kami sangat terbantu dengan konsep kemitraan 'Kawanku Blue Bird' karena manajemen, armada, pengemudi, dan layanan ditata dengan baik sesuai dengan standar Blue Bird. Kemitraan itu diharapkan membawa manfaat di tengah persaingan dengan taksi 'online'," katanya.
Ia menjelaskan Taksi Pataga lahir pada 1990 dan beroperasi penuh menjadi taksi berargometer pada 1991 dengan memiliki 57 armada. Sejak berdiri hingga 2015 menjadi masa emas perusahaan.
"Namun, sejak adanya taksi 'online' atau sekitar 2016 kami mulai mengalami kesulitan keuangan dan terus merugi, bahkan kami harus menjual beberapa armada dan kehilangan pengemudi. Keberadaan taksi 'online' membuat kami terpuruk," kata Sujarwo.
Sekretaris KSU Taksi Pataga Hadi Hendro mengatakan dalam kemitraan itu Blue Bird tidak menambah armada baru. Semua armada yang direkondisi tetap menjadi milik anggota Taksi Pataga dengan ketentuan yang telah disepakati bersama.
"Kemitraan itu merupakan salah satu bentuk tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) Blue Bird untuk membantu taksi lokal dalam pengelolaan manajemen dan armada serta pembinaan pengemudi dan peningkatan pelayanan," kata Hendro.
Bendahara KSU Taksi Pataga Rahmadani Iman mengatakan keberadaan taksi "online" membuat omzet Taksi Pataga terus mengalami penurunan. Sebelum ada taksi "online", KSU Taksi Pataga dengan 59 armada mampu meraih omzet rata-rata sebesar Rp420 juta per bulan.
"Namun, setelah ada taksi 'online' sejak awal 2016, omzet kami terus mengalami penurunan. Pada 2016 omzet kami turun menjadi sebesar Rp330 juta per bulan, turun lagi menjadi Rp253 juta per bulan pada 2017, dan turun lagi menjadi Rp150 juta per bulan pada 2018," kata Iman.
Berita Lainnya
Beri keamanan-kenyamanan turis, Bali bina taksi pariwisata
Sabtu, 13 Januari 2024 5:43 Wib
Pemda DIY segera mengevaluasi tarif angkutan sewa khusus
Rabu, 20 Desember 2023 21:04 Wib
Pengemudi taksi daring di Semarang jadi korban pembunuhan
Senin, 24 Juli 2023 15:20 Wib
Disidik, anggota Densus 88 bunuh sopir taksi
Rabu, 8 Februari 2023 4:53 Wib
Sopir taksi dirampok dan diikat di pohon
Selasa, 4 Oktober 2022 3:56 Wib
BNI dukung program Taksi Alsintan memperkuat transformasi agrikultur
Senin, 22 Agustus 2022 20:21 Wib
Perawat diperkosa sopir taksi online
Minggu, 19 Desember 2021 20:54 Wib
Taksi terbang demo flight' di Bali
Sabtu, 27 November 2021 5:14 Wib