Gunung Kidul (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Pangan Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, kembali akan melanjutkan pemberian vaksin terhadap hewan ternak untuk pencegahan antraks di Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, supaya tidak meluas.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunung Kidul Bambang Wisnu Broto di Gunung Kidul, Rabu, mengatakan tahap pertama pemberian vaksi kepada hewan ternak di kawasan Desa Bejiharjo sudah selesai sebelum Idul Adha kemarin.
"Saat ini, proses pemberian vaksin tahap dua. Proses vaksinasi akan terus dilakukan setiap enam bulan dalam kurun waktu sepuluh tahun," kata Bambang.
Di tahap awal pemberian vaksin terbagi dalam dua zona, meliputi Dusun Grogol 1,2,3,4,5 di Desa Bejiharjo, Karangmojo. Zona merah ini juga berlaku untuk desa di wilayah Wonosari yang berbatasan Grogol 4, yakni Dusun Tawarsari di Desa Wonosari dan Dusun Kajar 3 di Desa Karangtengah. Sementara itu, zona kuning meliputi Dusun Grogol 2, Gunungsari, Banyubening 1 dan 2, Kulwo dan Kedung I di Desa Bejiharjo. Sedang untuk dusun di wilayah Kecamatan Wonosari meliputi Dusun Budengan 1 dan 2 di Desa Piyaman, serta di Dusun Selang 2, Desa Wonosari.
Ia mengatakan pemberian vaksin ini untuk mencegah penyebaran antraks yang lebih luas. Sasaran vaksib, yakni hewan ternam milik warga yang berada di wilayah endemik antraks.
Menurut dia, pemberian vaksin dilakukan secara berkala seama sepuluh tahun. Adapun durasi vaksin diberikan setiap enam bulan sekali, sehingga dalam satu tahun ada dua kali penyuntikan.
"Bakteri antraks bisa bertahan hingga 80 tahun. Jadi, upaya pencegahan harus dilakukan secara berkala. Selain penyuntikan, rencananya di wilayah yang positif antrak juga diambil sampel ulang untuk memastikan apakah bakteri masih ada atau tidak,” katanya.
Sementara itu, Kepala Seksi Kesehatan Veteriner Dinas Pertanian dan Pangan Gunung Kidul Retno Widiastuti mengatakan pemberian vaksin antiantraks tahap pertama menyasar ke 662 ekor sapi, 1.472 kambing dan tujuh ekor domba.
Selain rutin mengecek kondisi kesehatan ternak, juga dilakukan dengan memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang pencegahan penyebaran penyakit pada hewan.
"Salah satu fokus sosialisasi aadalah dengan mengimbau agar hewan yang mati mendadak untuk tidak disembelih karena tindakan itu bisa menjadi sumber penyebaran penyakit. Jadi, kalau ada hewan mati maka harus langsung dikubur,” katanya.
Berita Lainnya
Dinas Peternakan Gunungkidul vaksinasi 897 ternak cegah antraks
Rabu, 27 Maret 2024 22:35 Wib
Dinas Peternakan Gunungkidul mengintensifkan penyuntikan antibiotik ternak
Selasa, 19 Maret 2024 22:39 Wib
BRIN miliki suplemen dongkrak produktivitas sapi potong
Jumat, 15 Maret 2024 9:49 Wib
DPKH Gunungkidul memastikan hewan ternak mati di Ponjong karena sianida
Rabu, 13 Maret 2024 21:05 Wib
Dinas Peternakan Gunungkidul menyuntik vitamin 89 sapi cegah antraks
Rabu, 13 Maret 2024 18:41 Wib
10 ribu hewan penular rabies disuntik vaksin
Minggu, 18 Februari 2024 14:48 Wib
BRIN sebut pemanfaatan herbal untuk hewan masif
Rabu, 31 Januari 2024 13:16 Wib
Monyet ekor panjang di Indonesia belum masuk satwa dilindungi
Rabu, 31 Januari 2024 4:44 Wib