Festival Tujuh Candi mengangkat kisah relief candi dalam sendratari

id Festival tujuh candi,Disbud Kabupaten Sleman,Sleman

Festival Tujuh Candi mengangkat kisah relief candi dalam sendratari

Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman Aji Wulantara. ANTARA/Victorianus Sat Pranyoto

Sleman (ANTARA) - Festival Tujuh Candi yang digelar Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai 25 hingga 30 Oktober 2019 akan menampilkan kisah-kisah yang ada dalam relief masing-masing dalam bentuk sendratari.

"Jika selama ini ada Sendratari Ramayana yang mengangkat kisah relief Candi Prambanan, maka kami juga berupaya mengangkat kisah-kisah serupa dalam relief tujuh candi ke dalam bentuk sendratari," kata Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman Aji Wulantara di Sleman, Jumat.

Menurut dia, langkah ini juga sebagai upaya untuk menghidupkan dan mengangkat potensi sangar-sanggar seni yang ada di masyarakat sekitar candi.

"Ini sebagai upaya pemberdayaan masyarakat sekitar, dimana peninggalan cagar budaya candi juga dapat menumbuhkan potensi pariwisata," katanya.

Festival Tujuh Candi ini akan diselenggarakan di tujuh lokasi candi yaitu Candi Barong, Candi Ijo, Candi Sari, Candi Kalasan, Candi Sambisari, Candi Kedulan, dan Candi Banyunibo.

"Di masing-masing candi akan dipentaskan sendratari yang berbeda-beda, sesuai cerita sejarah yang melatarbelakangi pendirian situs itu. Tiap candi digali sejarah dari relief dan data yang dimiliki Balai Pelestarian Cagar Budaya kemudian diangkat jadi pementasan," katanya.


 

Festival diadakan tujuh hari berturut-turut mulai Jumat (25/10) sampai Kamis (31/10).

Pembukaan hari pertama dipusatkan di Candi Barong, Kecamatan Prambanan dengan mengusung pementasan sendratari Kalamakara.

Hari berikutnya, festival dihelat di Candi Ijo menghadirkan sendratari Uluk-uluk Medang Kamulan.

Hari ketiga dan keempat, berturut-turut digelar di Candi Sari dan Kalasan masing-masing dengan lakon Maha Guru Dharma dan Sang Pemuja.

Pada hari kelima pentas sendratari digelar di Candi Sambisari yang mengusung judul Badharing Kasampurnan.

Kemudian di Candi Kedulan dengan pentas sendratari Balitung Winisudo, kemudian pada hari terakhir di Candi Banyunibo dipentaskan Sendratari Hariti.

Aji mengatakan dalam menggarap pementasan tari tersebut, dinas merangkul sanggar yang ada di sekitar lokasi candi.

Ia mengatakan Festival Tujuh Candi ini sejalan dengan konsep pengembangan kebudayaan di Kabupaten Sleman yang didasarkan falsafah Kiblat Papat, Lima Pancer.

"Konsep ini menekan pada keseimbangan penyebaran pada semua arah mata angin dengan ragam dinamika keseimbangannya. Salah satunya adalah sisi timur yang memiliki ikon kesejarahan masa lampau dengan berbagai peninggalan candi," katanya.*
 
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024