Pemkab Sleman minta operator seluler membantu kelancaran belajar daring

id Sekolah daring,Pembelajaran jarak jauh,PJJ,BDR,Dinas Kominfo Sleman,Menara seluler,Operator seluler

Pemkab Sleman minta operator seluler membantu kelancaran belajar daring

Sejumlah siswa SDN 1 Inten Jaya mengerjakan tugas melalui gawainya di Kampung Lebak Limus, Lebak, Banten, Senin (20/7/2020). Sejumlah siswa yang tinggal di daerah pelosok tersebut kesulitan dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) secara daring dan tepaksa menempuh perjalanan hingga satu kilometer dari kediamannya menuju ke dataran yang lebih tinggi agar mendapatkan jaringan internet guna mengerjakan tugas sekolah melalui gawai yang nantinya dikirim melalui aplikasi percakapan WhatssApp. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/agr/wsj. (ANTARA FOTO/MUHAMMAD BAGUS KHOIRUNAS)

Sleman (ANTARA) - Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, telah melayangkan surat ke operator telepon seluler agar membantu kelancaran proses belajar dari rumah (BDR)  secara daring selama pandemi COVID-19.

"Memang ada keluhan dari masyarakat terkait BDR pada masa pandemi COVID-19. Kami mencoba membantu untuk yang berkaitan dengan keluhan jaringan internet. Kami sudah mengirimkan surat ke operator seluler untuk membantu kelancaran sekolah daring ini," kata Kepala Diskominfo Kabupaten Sleman Eka Surya Prihantoro di Sleman, Minggu.



Menurut dia, dalam BDR ini yang utama memang ketersediaan jaringan internet, untuk mendukung kelancaran memang dibutuhkan jaringan internet 3G dan 4G.

"Aplikasi-aplikasi pendukung BDR memang semua membutuhkan jaringan internet yang cepat, seperti Zoom, Google, termasuk juga WhatsApp (WA), sehingga untuk daerah atau kawasan pelosok yang tidak terjangkau sinyal 3G maupun 4G akan sangat kesulitan," katanya.



Ia mengatakan tidak semua menara operator seluler di Sleman dipasang perangkat 3G maupun 4G, namun jika hanya untuk telepon dan pesan singkat (SMS) dengan jaringan 2G masih bisa.

"Kami sudah meminta kepada operator seluler untuk bisa menambah perangkat jaringan 3G atau 4G di menara seluler, namun baru beberapa yang memberi tanggapan," katanya.

Eka mengatakan kemungkinan karena investasi untuk menambah perangkat 3G dan 4G cukup mahal, sehingga pihak operator belum memasang perangkat tersebut di semua menara seluler.



"Mungkin karena investasi perangkat 4G mahal, operator seluler masih hitung-hitungan untung rugi dalam bisnisnya," katanya.

Ia mengatakan selain jaringan internet, BDR kemungkinan bisa dilakukan dengan perangkat lain tanpa jaringan internet, seperti dengan radio amatir atau semacam "handy talky" (HT).

"Kalau aplikasi tergantung perangkat apa yg digunakan, misal HT tidak perlu aplikasi cukup 'voice' (suara) tetapi frekuensi harus izin Kementerian. Kelemahannya dengan HT adalah seperti mudah terganggu jaringannya," katanya.



 
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024