Rel trem di proyek MRT tertua di Indonesia

id rel trem,proyek MRT,MRT Fase 2,cagar budaya,TransJakarta,Glodok,MRT

Rel trem di proyek MRT tertua di Indonesia

Trem listrik melintas di jalanan Jakarta, 1 Mei 1947. Pada tahun 1869, trem sudah muncul di Jakarta alias Batavia. Generasi pertama disebut trem berkuda. Maklum, gerbong-gerbongnya ditarik oleh tiga sampai empat ekor kuda. Pada 1881, munculah trem generasi kedua, yakni trem uap. Trem ini memang digerakkan oleh uap. Di bagian depannya terdapat bahan bakar batubara. Konon, trem uap ini mulai beroperasi pukul 06.00 pagi dan berakhir pukul 19.00 malam. Ongkos trem uap ini variatif sesuai klasnya. Untuk klas I, yang biasanya diperuntukkan untuk kaum dan keturunan eropa, ongkosnya 20 sen. Sedangkan klas ke II, yang diperuntukkan bagi keturunan Arab, Tionghoa, dan bangsawan pribumi, ongkosnya 10 sen. Sedangkan klas ke-III diperuntukkan untuk pribumi biasa. Di klas ke III ini, biasanya tak hanya manusia, tetapi juga ada hewan piaraan si penumpang. Maka muncul istilah “Klas Kambing”. Lalu, pada pada 10 April 1899, muncullah trem generasi ketiga, yakni trem listrik. Namun, kehadiran trem listrik tidak serta merta menghapus keberadaan trem uap. Trem uap baru benar-benar berhenti beroperasi pada tahun 1933. Trem listrik mengoperasikan lima jalur, seperti Menteng – Kramat – Jakarta Kota. Senen – Gunung Sahari. Menteng – Merdeka Timur – Harmoni. Menteng – Tanah Abang – Harmoni. Karena harganya murah, rakyat Jakarta sering berebut naik trem. Tarifnya cuma sepicis alias 10 sen. ANTARA FOTO/IPPHOS/pras.

Jakarta (ANTARA) - Ketua Tim Ahli Cagar Budaya Nasional Junus Satrio Atmodjo mengungkapkan, rel trem peninggalan Belanda yang ditemukan dalam proyek pembangunan MRT Fase 2A merupakan rel trem tertua di Indonesia.

Arkeolog yang menjadi konsultan dalam proyek MRT Fase 2A tersebut mengatakan, rel kereta pertama dalam sistem perkeretapian di Indonesia itu dibangun pada tahun 1869 yang menghubungkan Kota Semarang dengan Stasiun Tanggung.

"Dua tahun setelah itu, dibangun rel trem di Jakarta. Jadi yang kita hadapi sekarang adalah rel trem yang tertua di Indonesia," kata Junus dalam diskusi virtual di Jakarta, Senin.

Junus menjelaskan, meski trem listrik di Jakarta sudah tidak digunakan lagi, rel trem tersebut tidak pernah dihapus dan dihilangkan, melainkan dibenamkan di bawah jalan.

Rel trem zaman kolonial Belanda tersebut ditemukan di proyek MRT Jakarta Fase 2A Glodok-Kota, tepatnya berada di bawah jalur TransJakarta atau di Jalan Pintu Besar Selatan.



Ia mengaku sudah memperkirakan akan ditemukan rel trem dalam proyek pembangunan stasiun dan jalur kereta bawah tanah MRT Glodok-Kota.

Rel trem ini sebenarnya sudah ditemukan sebelumnya di dekat Museum Fatahillah. "Jadi kita bisa memperkirakan bahwa rel trem yang sama juga akan kita temukan di lokasi pembangunan stasiun," kata dia.

Junus menambahkan, sejak penggalian dilakukan pada Oktober, sebagian rel trem sudah muncul ke permukaan.

Objek cagar budaya tersebut ditemukan saat penggalian di kedalaman 15-110 sentimeter (cm) dari permukaan jalan.

Seluruh kondisi rel trem tersebut juga dinilai masih dalam keadaan baik untuk kemudian dipindahkan, disimpan dan dikonservasi.
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024