Film retro investigatif berlatar tahun 1850 itu membawa penonton pada masa pemerintahan ketiga Raja Thailand ManSuang, mengungkap seluk-beluk klub malam, sebuah dunia di mana kesenangan menyatu dengan perebutan kekuasaan, penyerangan, fitnah, dan pengkhianatan.
Simak penuturan keempat aktor itu di sela acara "The Magical ManSuang" yang berlangsung Sabtu (11/11) malam di Jakarta:
1. Mile dan gendang
Mile berperan sebagai karakter Chatra, seorang penabuh gendang asal Songkhla yang memasuki kawasan ManSuang karena memiliki sebuah misi. Orangtua Chatra meninggal karena penyakit kolera.
Untuk mumpuni memerankan tokoh Chatra, menurut Tong, Mile berlatih memukul gendang hingga tangannya berdarah.
"Sebenarnya Mile pukul genderang sampai berdarah-darah di tangannya," kata Tong.
Mile lalu menimpali bahwa memukul gendang tak semudah yang kebanyakan orang kira.
"Mungkin orang kira orang pukul genderang itu gampang banget," imbuh dia.
Sebuah foto yang memperlihatkan Mile menabuh gendang di atas lantai dengan posisi satu kaki ditekuk pun muncul di layar besar. Apo sembari bercanda mengatakan Mile saat itu sedang kram kaki.
"Ini gaya orang pukul gendang beneran atau enggak? Sebenarnya gaya orang yang kram kaki," kata Apo.
2. Derita melentikkan jari
Bas dan Apo berperan sebagai tokoh Wang dan Aii Khem yang berstatus sebagai budak, strata paling rendah pada masa itu.
Aii Khem (diperankan Apo) dari Kota Paer Riu, seorang anak yatim yang senang menari. Dia datang ke ManSuang untuk berlatih menari supaya bisa menjadi penari di sana. Dalam suatu adegan "ManSuang", Wang berlatih tari dengan Aii Khem.
Menurut Bas, dia dan Apo sangat menderita karena setiap hari harus melentikkan tangan.
Di sisi lain, Apo mengatakan sebenarnya untuk bisa menari dengan baik, seseorang harus dilatih sejak kecil. Dia berlatih selama 9 bulan dan bersungguh-sungguh selama latihan demi agar penonton film "ManSuang" dapat merasakan keindahan tarian Thailand.
"Saat scene menari merasa bangga karena apa yang disuka bisa ditampilkan. Akhirnya dari tari bisa naik level statusnya," kata Apo.
Apo menunjukkan tariannya untuk kali pertama secara langsung di hadapan para penggemar di Jakarta. Dia lalu mengatakan yang dalam Bahasa Indonesia kurang lebih berarti, "Aku belajar tari seumur hidupku untuk bertemu kalian semua" dan membuat penggemar menjerit.
3. Film pertama Bas
"ManSuang" ternyata menjadi debut Bas di dunia film, kata Apo. Ketika ditanya tentang perasaannya, Bas mengaku awalnya sangat tertekan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Lima hal soal "ManSuang" versi aktor Thailand Mile, Apo, Bas dan Tong