Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) mendorong industri peer-to-peer (P2P) lending dapat memperluas penyaluran pembiayaan kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang merupakan segmen pendanaan potensial.
"Kita ketahui bahwa porsi dari usaha UMKM ini terbesar di Indonesia dan kalau ini kita bisa bantu melalui platform peer to peer lending tentunya industri ini kita berharap juga akan berkontribusi positif," kata Ketua Bidang Hubungan Masyarakat AFPI Kuseryansyah, di Jakarta, Kamis.
Dalam Webinar Peluang dan Tantangan Fintech P2P Lending Pasca Peluncuran SE OJK 19/2023, Kuseryansyah menuturkan dengan peningkatan penyaluran pendanaan ke UMKM, industri P2P lending dapat memberi kesempatan akses keuangan yang lebih luas kepada UMKM agar mereka bisa mendapatkan alternatif pendanaan untuk ekspansi usaha.
Berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah terdapat kurang lebih 65,4 juta UMKM di Indonesia yang menjadi wadah bekerja bagi lebih dari 100 juta orang Indonesia.
Menurut hasil riset EY-Parthenon, total kebutuhan pembiayaan UMKM pada 2026 diproyeksikan mencapai Rp4.300 triliun dengan kemampuan supply saat ini sebesar Rp1.900 triliun. Berarti terdapat selisih Rp2.400 triliun total kebutuhan pembiayaan sektor UMKM. Kondisi tersebut menunjukkan masih ada ruang yang besar bagi industri P2P lending dalam menyalurkan pendanaan.
"Kebutuhannya akan semakin meningkat dan suplainya akan sedikit tertinggal. Jadi credit gap-nya akan semakin besar," ujarnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: AFPI dorong Industri fintech P2P lending perluas pembiayaan ke UMKM