Olimpiade Paris 2024: Kado terindah Veddriq Leonardo pertahankan tradisi emas Olimpiade
Jakarta (ANTARA) - Untuk pertama kali sejak Olimpiade Barcelona 1992, lagu kebangsaan "Indonesia Raya" tidak dinyanyikan di arena bulu tangkis, setelah Veddriq Leonardo dikalungi medali emas Olimpiade Paris 2024 karena menjadi yang terbaik dalam panjat tebing nomor speed putra.
Merah Putih bahkan terkerek sampai puncak tiang, dengan diapit oleh bendera dua adidaya dunia yang bersaing di semua hal termasuk olahraga dan Olimpiade Paris 2024 ini, yakni Amerika Serikat dan China.
Itu sungguh pemandangan langka yang baru terjadi dalam arena Olimpiade.
Merah Putih terkerek sampai puncak tiang, dengan diapit "Star-Spangled Banner"-nya Amerika Serikat dan "Wu Xing Hong Qi"-nya China setelah Veddriq menjadi atlet lebih berhasil ketimbang atlet Amerika Serikat, Samuel Watson, dan Wu Feng yang diutus China.
Veddriq menyabet medali emas setelah mengalahkan Wu Feng dalam final speed putra pada Kamis malam di di Le Bourget Sport Climbing Venue di Le Bourget, Paris, sedangkan Watson meraih perunggu setelah mengalahkan Reza Alipour Shenazandifard dari Iran dalam perebutan tempat ketiga.
Sebelum itu, Veddriq menyisihkan Reza Alipour dalam semifinal, setelah finis lebih cepat pada 4,78 detik, guna bertemu Wu Feng yang mengalahkan Watson dalam semifinal lainnya.
Veddriq mencatat kemenangan pamungkas setelah menyentuh papan finis elektronik lebih cepat pada 4,75 detik atau hanya 0,01 detik di bawah rekor dunia yang diciptakan Watson dalam perebutan perunggu.
Watson bisa dibilang lawan yang paling potensial menjegal Veddriq dalam merebut emas Olimpiade 2024 walau keduanya tak pernah satu pacuan selama Olimpiade di Paris ini.
Atlet Amerika Serikat itu tampil angker karena mencatat waktu-waktu terbaik yang di antaranya di atas Veddriq. Dia juga memecahkan rekor dunia speed putra, dalam babak penyisihan, yang diulanginya pada laga perebutan medali perunggu.
Watson memperoleh medali perunggu setelah mengalahkan Reza Alipour dengan waktu 4,74 detik, yang merupakan rekor dunia yang baru, sekaligus rekor Olimpiade yang baru.
Halaman betikut: Konsistensi Veddriq Karena konsisten
Total, selama Olimpiade Paris 2024, terjadi dua kali pemecahan rekor dunia dan tiga kali pemecahan rekor Olimpiade.
Watson dua kali memecahkan rekor dunia. Pertama, pada babak kualifikasi yang memperbaiki waktunya sendiri yang dia ciptakan pada 12 April ketika memecahkan rekor dunia yang saat itu dipegang Veddriq.
Veddriq sendiri sekali memecahkan rekor Olimpiade selama lomba Olimpiade Paris 2024, tapi Watson dua kali melampaui catatan Veddriq itu.
Veddriq boleh saja tak sesering Watson dalam memecahkan rekor, tapi dia satu-satunya atlet yang konsisten mencatat waktu panjat yang selalu di bawah lima detik.
Dia menorehkan waktu 4,79 detik dan 4,92 detik pada babak kualifikasi, yang membuatnya dua kali menaklukkan Bassa Mawem dari Prancis.
Veddriq lalu mencatat waktu 4,98 pada babak eliminasi melawan rekan senegara, Rahmad Adi Mulyono, untuk menentukan tempat perempat final.
Dalam babak itu dia berjumpa kembali dengan Bassa Mawem, dan untuk ketiga kalinya atlet Prancis itu dia sisihkan setelah membukukan waktu 4,88 detik.
Setelah itu, Veddriq berjumpa dengan Reza Alipour dalam semifinal.
Dia kembali memperbaiki catatan waktunya menjadi 4,78 detik untuk mencapai final, guna bertemu Wu Peng yang mengatasi Watson dalam semifinal lainnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kado indah Veddriq Leonardo untuk terawatnya tradisi emas Olimpiade
Merah Putih bahkan terkerek sampai puncak tiang, dengan diapit oleh bendera dua adidaya dunia yang bersaing di semua hal termasuk olahraga dan Olimpiade Paris 2024 ini, yakni Amerika Serikat dan China.
Itu sungguh pemandangan langka yang baru terjadi dalam arena Olimpiade.
Merah Putih terkerek sampai puncak tiang, dengan diapit "Star-Spangled Banner"-nya Amerika Serikat dan "Wu Xing Hong Qi"-nya China setelah Veddriq menjadi atlet lebih berhasil ketimbang atlet Amerika Serikat, Samuel Watson, dan Wu Feng yang diutus China.
Veddriq menyabet medali emas setelah mengalahkan Wu Feng dalam final speed putra pada Kamis malam di di Le Bourget Sport Climbing Venue di Le Bourget, Paris, sedangkan Watson meraih perunggu setelah mengalahkan Reza Alipour Shenazandifard dari Iran dalam perebutan tempat ketiga.
Sebelum itu, Veddriq menyisihkan Reza Alipour dalam semifinal, setelah finis lebih cepat pada 4,78 detik, guna bertemu Wu Feng yang mengalahkan Watson dalam semifinal lainnya.
Veddriq mencatat kemenangan pamungkas setelah menyentuh papan finis elektronik lebih cepat pada 4,75 detik atau hanya 0,01 detik di bawah rekor dunia yang diciptakan Watson dalam perebutan perunggu.
Watson bisa dibilang lawan yang paling potensial menjegal Veddriq dalam merebut emas Olimpiade 2024 walau keduanya tak pernah satu pacuan selama Olimpiade di Paris ini.
Atlet Amerika Serikat itu tampil angker karena mencatat waktu-waktu terbaik yang di antaranya di atas Veddriq. Dia juga memecahkan rekor dunia speed putra, dalam babak penyisihan, yang diulanginya pada laga perebutan medali perunggu.
Watson memperoleh medali perunggu setelah mengalahkan Reza Alipour dengan waktu 4,74 detik, yang merupakan rekor dunia yang baru, sekaligus rekor Olimpiade yang baru.
Halaman betikut: Konsistensi Veddriq Karena konsisten
Total, selama Olimpiade Paris 2024, terjadi dua kali pemecahan rekor dunia dan tiga kali pemecahan rekor Olimpiade.
Watson dua kali memecahkan rekor dunia. Pertama, pada babak kualifikasi yang memperbaiki waktunya sendiri yang dia ciptakan pada 12 April ketika memecahkan rekor dunia yang saat itu dipegang Veddriq.
Veddriq sendiri sekali memecahkan rekor Olimpiade selama lomba Olimpiade Paris 2024, tapi Watson dua kali melampaui catatan Veddriq itu.
Veddriq boleh saja tak sesering Watson dalam memecahkan rekor, tapi dia satu-satunya atlet yang konsisten mencatat waktu panjat yang selalu di bawah lima detik.
Dia menorehkan waktu 4,79 detik dan 4,92 detik pada babak kualifikasi, yang membuatnya dua kali menaklukkan Bassa Mawem dari Prancis.
Veddriq lalu mencatat waktu 4,98 pada babak eliminasi melawan rekan senegara, Rahmad Adi Mulyono, untuk menentukan tempat perempat final.
Dalam babak itu dia berjumpa kembali dengan Bassa Mawem, dan untuk ketiga kalinya atlet Prancis itu dia sisihkan setelah membukukan waktu 4,88 detik.
Setelah itu, Veddriq berjumpa dengan Reza Alipour dalam semifinal.
Dia kembali memperbaiki catatan waktunya menjadi 4,78 detik untuk mencapai final, guna bertemu Wu Peng yang mengatasi Watson dalam semifinal lainnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kado indah Veddriq Leonardo untuk terawatnya tradisi emas Olimpiade