Jakarta (ANTARA) - Manajer PT Quantum Skyline Exchange (QSE) Helena Lim disebut menghilangkan atau memusnahkan dengan sengaja bukti transaksi keuangan terdakwa Harvey Moeis selaku perpanjangan PT Refined Bangka Tin (RBT) terkait kasus dugaan korupsi timah.
"Pemusnahan bukti dilakukan dengan tujuan menyembunyikan transaksi keuangan," Jaksa Penuntut Umum (JPU) Ardito Muwardi dalam sidang pembacaan surat dakwaan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Rabu.
JPU mengungkapkan bukti transaksi keuangan tersebut merupakan transaksi pengumpulan biaya pengamanan sewa alat processing untuk penglogaman timah antara Harvey bersama-sama dengan Direktur Utama PT RBT Suparta, Pemilik Manfaat CV Venus Inti Perkasa dan PT Menara Cipta Mulia Thamron alias Aon, serta Direktur PT Sariwiguna Binasentosa Robert Indarto.
Kemudian, bersama-sama pula dengan Pemilik Manfaat PT Stanindo Inti Perkasa Suwito Gunawan, General Manager Operasional PT Tinindo Internusa Rosalina, serta Marketing PT Tinindo Internusa Fandy Lingga.
Selain memusnahkan bukti transaksi keuangan Harvey, JPU menuturkan Helena juga menggunakan beberapa rekening dan tempat penukaran uang yang disembunyikan dan disamarkan guna menghilangkan jejak transaksi keuangan korupsi timah Harvey.
Langkah menyembunyikan dan menyamarkan transaksi tersebut dilakukan dengan transaksi penukaran uang dan pengiriman ke rekening Harvey dengan catatan tujuan transaksi sebagai 'setoran modal usaha' atau 'pembayaran utang-piutang'.
"Padahal senyatanya tidak ada hubungan utang-piutang atau modal usaha antara Helena maupun PT QSE dengan Harvey," ucap JPU.
Kemudian, JPU menambahkan, langkah lainnya yang dilakukan Helena dalam menyembunyikan transaksi korupsi, yakni transaksi tidak didukung dengan persyaratan sesuai peraturan yang berlaku, di antaranya tidak dilengkapi dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan tidak ada keterangan untuk transaksi di atas 25 ribu dolar Amerika Serikat (AS).
Selain itu, transaksi juga tidak dilaporkan kepada Bank Indonesia (BI) maupun Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK) dan tidak dicantumkan dalam laporan keuangan PT QSE atas transaksi penukaran uang yang dilakukan oleh Harvey bersama-sama dengan Suparta, Tamron alias Aon, Robet, Suwito, Fandy, serta Rosalina di PT QSE.
Adapun transaksi pengumpulan biaya pengamanan sewa alat alat processing untuk penglogaman timah dari empat smelter swasta dilakukan secara transfer dan tunai dengan total 30 juta dolar AS atau setara dengan Rp420 miliar.
Keempat smelter swasta dimaksud, yakni CV Venus Inti Perkasa, PT Sariwiguna Binasentosa, PT Stanindo Inti Perkasa, dan PT Tinindo Inter Nusa.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: JPU: Helena Lim musnahkan bukti transaksi korupsi timah Harvey Moeis
Berita Lainnya
Bukti tas mewah jerih payah Sandra Dewi, istri Harvey Moeis
Senin, 22 Juli 2024 17:35 Wib
Berkas Harvey Moeis, suami artis Sandra Dewi dan Helena Lim dilimpahkan ke Kejari Jaksel
Senin, 22 Juli 2024 12:29 Wib
Rumah Harvey Moeis terkait korupsi timah digeledah Kejagung
Senin, 1 April 2024 18:58 Wib
Helena Lim ditetapkan tersangka korupsi timah
Rabu, 27 Maret 2024 0:18 Wib
Baca, pernyataan Alvin Lim dibantah hingga surpres pengganti Firli
Sabtu, 6 Januari 2024 8:00 Wib
Pernyataan Alvin Lim soal Ferdy Sambo dibantah
Jumat, 5 Januari 2024 12:15 Wib
Kolaborasi desainer, fotografer, dan aktor Indonesia untuk tribut "Loki"
Kamis, 22 Juli 2021 11:18 Wib
Kemensos mencairkan bansos PKH tahap II senilai Rp6,53 triliun
Minggu, 18 April 2021 14:18 Wib