Yogyakarta (ANTARA) - Susah buang air kecil bisa terjadi pada siapa saja, gangguan kesehatan ini tidak mengenal jenis kelamin dan usia. Salah satu gejala dari gangguan kesehatan ini adalah saat ini buang air kecil sudah tidak tertahankan lagi, tapi membutuhkan waktu yang cukup lama sampai urine dapat keluar.
Susah buang air kecil harus diwaspadai sejak dini dan tidak boleh dibiarkan begitu saja. Pasalnya, kondisi ini dapat menimbulkan infeksi dan komplikasi ke organ-organ tubuh yang lain, seperti penyakit batu ginjal dan kandung kemih. Terutama jika hal ini terjadi selama berhari-hari dan tidak kunjung membaik.
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meruapakan organisasi profesi bagi para dokter di Indonesia, didirikan pada tanggal 24 Oktober 1950. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Purbalingga adalah organisasi profesi yang menaungi para dokter di wilayah Purbalingga, Jawa Tengah. Organisasi ini berperan penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan kesehatan masyarakat di daerah tersebut.
IDI berfokus pada pengembangan profesionalisme dokter untuk memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik kepada masyarakat. Kepengurusan IDI Kota Purbalingga dipimpin oleh dr. Ujang Yanyan Mulyana, yang menjabat sebagai Ketua. Dalam kepengurusannya, IDI berupaya untuk mengedepankan nilai-nilai integritas dan profesionalisme di kalangan anggotanya.
Saat ini IDI Kota Purbalingga berkolaborasi dengan IDI Kota Purworejo untuk meneliti lebih lanjut terkait penyebab sulit buang air kecil yang terjadi pada sebagian masyarakat Indonesia. IDI juga memberikan informasi seputar pengobatan yang tepat untuk mengatasi gangguan kesehatan ini.
Apa saja penyebab utama terjadinya sulit buang air kecil?
IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Kota Purbalingga dengan alamat website idikotapurbalingga.org menjelaskan bahwa sulit buang air kecil, atau yang dikenal sebagai urinary hesitancy, dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Berikut adalah beberapa penyebab utama sulit buang air kecil meliputi:
1. Pembesaran Prostat (BPH)
Pembesaran prostat (BPH) merupakan sebuah kondisi ketika kelenjar prostat membesar dari ukuran normalnya, tetapi bukan disebabkan oleh kanker. BPH merupakan masalah prostat yang paling umum pada pria dan orang yang dianggap laki-laki saat lahir.
2. Penyempitan Urethra
Salah satu penyebab utama sulit buang air kecil adalah penyempitan uretra. Penyempitan atau penyumbatan di uretra akibat jaringan parut, batu ginjal, atau tumor dapat menghambat aliran urin.
3. Prolaps Organ Panggul
Pada wanita, ada beberapa penyebab sulit buang air kecil. Salah satunya adalah Prolaps Organ Panggul. Prolaps disebabkan oleh terus melemahnya jaringan yang menopang organ di area panggul. Jaringan ini dapat melemah karena: kekurangan kolagen. Batuk kronis atau tekanan akibat konstipasi.
4. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Penyebab terakhir sulit buang kecil adalah Infeksi Saluran Kemih (ISK). Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi pada salah satu bagian dari sistem kemih, seperti ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. ISK disebabkan oleh bakteri, jamur, atau mikroorganisme.
Apa saja obat yang direkomendasikan untuk mengatasi sulit buang air kecil?
IDI Kota Purworejo telah melakukan penelitian lanjutan terkait sulit buang air kecil yang terjadi bagi sebagian masyarakat Indonesia. Ada beberapa obat yang dapat meringankan gejala ini meliputi:
1. Obat 5-alpha Reductase Inhibitors
Inhibitor 5-alfa reduktase merupakan salah satu jenis obat yang membantu mengurangi ukuran prostat dengan menghalangi perubahan testosteron alami tubuh menjadi hormon yang disebut DHT. Hormon pria seperti testosteron yang terbentuk di prostat dan dapat memperbesar ukurannya.
Obat ini memiliki efek samping seperti alergi, berkurangnya libido, gangguan ejakulasi, impotensi, dan risiko kanker payudara atau prostat sehingga penting untuk berkonsultasi pada dokter mengenai resepnya.
2. Obat Alpha Blockers
Obat susah kencing ini biasanya menjadi pilihan utama untuk menangani gejala pembesaran prostat. Jenis-jenis obat alpha blockers antara lain doxazosin, prazosin, dan terazosin. Obat ini juga memiliki efek samping seperti penurunan tekanan darah, nyeri dada, gangguan ejakulasi, mual, dan lemas.
Sebelum memulai pengobatan apa pun, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk diagnosis yang tepat dan rekomendasi pengobatan yang sesuai dengan kondisi kesehatan individu.
Dapatkan tips kesehatan lainnya dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Purworejo beralamat idikotapurworejo.org serta konsultasi kesehatan secara gratis.