Jakarta (ANTARA) - Pemasangan stair lift atau alat bantu naik tangga di Candi Borobudur, Jawa Tengah, mendapat apresiasi dari Forum Buddhis Indonesia (FBI). Inisiatif ini dinilai sebagai wujud keterbukaan dan komitmen untuk memudahkan akses publik terhadap situs suci umat Buddha, baik untuk keperluan ibadah, wisata, hingga penelitian.
“Tentu pemasangan ini sudah dipikirkan sangat matang, termasuk mengedepankan aspek konservasi candi itu sendiri. Pemerintah tentu tidak mungkin ingin merusak apalagi menghancurkan sebuah situs peninggalan yang bernilai,” ujar Direktur FBI Adian Radiatus, di Jakarta, Kamis (29/5).
Pemasangan stair lift dilakukan bertepatan dengan kunjungan kenegaraan Presiden Prancis Emmanuel Macron ke Candi Borobudur. Forum Buddhis menilai langkah ini bukan hanya fungsional, tetapi juga simbolis. Alat ini akan mempermudah siapa pun yang ingin mengakses bagian atas candi tanpa mengabaikan kelestariannya.
Menurut Adian, langkah pemerintah ini dilakukan dengan penuh kehati-hatian mengingat Borobudur adalah warisan dunia yang memiliki nilai sejarah tinggi. Bahkan, Menteri Kebudayaan Fadli Zon telah melibatkan para ahli untuk mengkaji sebelum proyek dilaksanakan.
“Di belahan negara lain, stair lift maupun chair lift yang digunakan untuk memudahkan akses bagi pengunjung situs warisan dunia juga dipasang seperti di Angkor Wat, Kamboja; Gereja Saint Peter, Italia; Forbidden City, China; dan Parthenon Acropolis, Yunani,” jelasnya.
Baca juga: Usulan "stair lift" permanen Borobudur layak dipertimbangkan, untuk pengunjung berkebutuhan khusus
Tak hanya menyoal fungsionalitas, Adian menyoroti momen istimewa saat dua pemimpin negara besar menjadi pengguna pertama stair lift tersebut. Hal itu menurutnya menjadi catatan bersejarah dan simbol kehormatan.
“Ada keistimewaan pula bahwa pengguna pertama stair lift ini adalah pemimpin negara maju. Tentunya, sebagai tuan rumah, ini adalah sebuah kebanggaan tersendiri dalam sejarah dan menjadi catatan penting bahwa kekuatan Candi Borobudur tak terdampak apapun akibat pemasangan ini,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Adian mengingatkan agar wacana stair lift tidak dibelokkan ke ranah politis. Ia menilai kritik yang muncul merupakan bentuk perhatian dan kecintaan terhadap Borobudur.
“Saya meyakini beberapa kawan yang memberikan kritik atas pemasangan stair lift ini adalah bentuk dari kecintaan yang tinggi terhadap Candi Borobudur. Munculnya kritik itu wajar karena belum mendapatkan informasi yang utuh,” ucap Adian.
Ia menambahkan bahwa seluruh masukan dan perhatian dari masyarakat perlu dilihat sebagai sinyal kewaspadaan bersama, demi menjaga kelestarian candi kebanggaan bangsa tersebut.
Baca juga: Macron terpukau dengan Candi Borobudur
Baca juga: Borobudur akan dijadikan pusat spiritualisme dan kebudayaan
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Forum Buddhis: Pemasangan "stair lift" Borobudur bentuk keterbukaan