Yogyakarta (ANTARA News) - Raksasa program lunak sistem operasi komputer dunia dari Amerika Serikat, Microsoft, meyakini tingginya tingkat pembajakan piranti lunak di Indonesia pada suatu saat akan berhenti.

"Kami yakin, pembajakan itu akan berkurang dan pada akhirnya berhenti," kata Direktur Operasi dan Pemasaran Microsoft Indonesia, Manish Chopra, di Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, tingkat pembajakan piranti lunak yang diproduksi Microsoft di Indonesia masih cukup tinggi yaitu mencapai 87 persen dan belum ada penurunan yang signifikan bila dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Ia mengatakan, salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk menurunkan tingkat pembajakan itu melalui dunia pendidikan, yaitu menyediakan akses yang baik bagi masyarakat umum, pelajar dan pendidik untuk mempelajari teknologi informasi dan komunikasi.

"Dengan semakin banyak orang yang memanfaatkan teknologi informasi, maka pengetahuan mereka pun akan semakin berkembang, termasuk pemanfaatan piranti lunak," katanya.

Chopra mengatakan, di masa yang akan datang akan semakin banyak orang yang mampu mengembangkan berbagai program yang didasarkan pada piranti lunak dari Microsoft.

"Salah satunya adalah guru. Mereka akan mengembangkan model-model pembelajaran yang berbasis teknologi informasi," katanya.

Dengan demikian, Chopra menegaskan, publik akan menyadari bahwa harga piranti lunak yang mahal tersebut sepadan dengan keuntungan yang diperoleh, baik dari sisi keamanan dan pemutakhiran data.

Ia pun menegaskan, Microsoft telah memberikan perbedaan harga jual piranti lunak yang diperuntukkan bagi kepentingan pendidikan dengan piranti lunak untuk kebutuhan perusahaan.

"Ada perbedaan harga hingga 70 persen antara piranti lunak yang akan digunakan untuk keperluan pendidikan dengan piranti lunak yang sama untuk memenuhi kebutuhan perusahaan," katanya. (E013)


Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024