Bandung (ANTARA Jogja) - Museum Pos Indonesia di Jalan Cilaki Kota Bandung, Jawa Barat, memiliki dan memamerkan koleksi prangko pertama di dunia bergambar "The Penny Black" dari Inggris yang diterbitkan tahun 1840.

"Koleksi Museum Pos mencapai 200 ribu, termasuk prangko pertama di dunia," kata staf rumah tangga Pos Indonesia Bandung, Dwi Sri di Museum Pos Indonesia, Jumat.

Koleksi lainnya adalah prangko pertama di Indonesia bergambar Raja William yang diterbitkan 1864. Selain prangko koleksi lainnya berupa  peralatan Pos, seperti timbangan surat, kotak bis surat, pakaian seragam pengantar pos, cap pos, dan lainnya.

Museum yang berlokasi sekitar 100 meter dari Museum Geologi Bandung itu setiap harinya dikunjungi 100 orang, termasuk wisatawan mancanegara.

"Jumlah pengunjung perhari mencapai 100 orang, sedangkan wisatawan asing paling banyak berkunjung dari Jepang dan Belanda," katanya.

Menurut Dwi, wisatawan Jepang dan Belanda rata-rata tertarik dengan koleksi prangko dan peralatan pos kuno mulai dari jaman pendudukan Belanda maupun Jepang.

Pengunjung lainnya yang  paling banyak adalah anak sekolah mulai dari SD hingga SMA yang melakukan study tour. Keberadaan Museum Pos kurang dikenal dibandingkan Museum Geologi Bandung yang setiap harinya dikunjungi oleh ribuan pengunjung yang rata-rata para pelajar.

Padahal lokasi Museum Pos Indonesia yang berdiri tahun 1931 dengan nama awal Museum PTT (Pos Telepon Telegraf) berada di sayap selatan Kompleks Gedung Sate Kota Bandung itu tidak jauh dari Museum Geologi.

"Sosialisasi rutin dilakukan baik melalui pameran dan atau menggelar lomba menulis surat, ini kita lakukan agar anak-anak mengenal prangko, Kantor Pos," kata Dwi.

Selain mengikuti pameran, setiap siswa yang datang berkunjung juga diperkenalkan tata cara menulis dan mengirimkannya ke Kantor Pos.

"Untuk para pelajar SD, kita berikan pengarahan dahulu tentang apa itu Pos, diajarkan cara menulis surat serta mengirim surat langsung ke Kantor Pos," katanya.
(U.S033)

 


Pewarta :
Editor : Agus Priyanto
Copyright © ANTARA 2024