Jogja  (ANTARA Jogja) - Direksi Perusahaan Daerah Jogjatama Vishesha akan mulai memasarkan seratusan kios di pasar seni dan kerajinan XT-Square pada Selasa (20/11) untuk masyarakat, meliputi kios kerajinan, kuliner dan pertokoan.

"Mulai Selasa (20/11), kami akan meluncurkan pemasaran kios XT-Square mulai pukul 10.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB bertempat di XT-Square," kata Direktur Operasional dan Pemasaran PD Jogjatama Vishesha Widhihasto Wasana Putra di Yogyakarta, Senin.

Kios di blok kerajinan yang akan dipasarkan berjumlah sebanyak 264 unit, namun sudah ada 24 kios yang akan diperuntukkan bagi beberapa pihak seperti Forum Komunikasi (Forkom) Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di tiap kecamatan, 42 unit kios untuk anggota Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Yogyakarta serta sebanyak 15-20 kios untuk sejumlah asosiasi pengusaha kerajinan.

Selain kios kerajinan, juga ada 13 kios kuliner yang akan dipasarkan dan 20 unit toko.

Untuk masyarakat yang berminat menyewa kios di XT-Square, wajib membawa fotokopi kartu tanda penduduk (KTP) dan foto produk yang akan dijual.

"Selain KTP dan foto produk yang akan dijual, jika masyarakat memiliki nomor pojok wajib pajak (NPWP), surat izin usaha perdagangan (SIUP) atau tanda daftar perusahaan (TDP), juga bisa disertakan sebagai tambahan," katanya.

Widhihasto mengatakan, sebelum pemasaran XT-Square dibuka secara resmi, sudah ada sekitar 50 orang dari anggota masyarakat yang berminat menyewa kios kerajinan di pasar seni dan kerajinan itu.

Saat mendaftar, penyewa akan dikenakan uang muka sewa sebesar 30 persen dari biaya sewa selama dua tahun dan membayar sewa rutin setiap bulannya.

Minimal waktu sewa kios kerajinan adalah dua tahun, dan waktu sewa untuk kios kuliner adalah tiga tahun. Biaya sewa kios kerajinan per bulan ditetapkan Rp125.000 per meter persegi, kios kuliner adalah Rp220.000 per meter persegi dan toko di Zona Nusantara adalah Rp225.000 per meter persegi.

Pembukaan pemasaran untuk kios akan terus dibuka, dengan harapan akan ada penyewa yang masuk daftar tunggu sehingga saat ada penyewa yang mundur akan bisa langsung mengisi kekosongan kios.

"Secara fisik, kondisi kios sudah siap dipasarkan. Untuk "rolling door" menjadi kewajiban dari masing-masing penyewa untuk melengkapinya," katanya.

Selain untuk kepentingan UMKM, jajaran direksi saat ini juga tengah berupaya memasarkan "basement" ruang pamer untuk disewakan. Salah satu yang berminat adalah karaoke Inul Vizta.

Sementara itu, Ketua Koperasi Kerajinan Keparakan Mandiri Sejahtera (Kokmas) Sujadi mengatakan, berminat untuk menyewa 30 kios di XT-Square.

"Tetapi, nanti akan dikomunikasikan lagi dengan anggota, terutama menyangkut besaran sewa kios," katanya.

Kokmas, lanjut dia, memiliki omzet yang cukup besar yaitu Rp1,5 miliar hingga Rp2 miliar per bulan dari berbagai produk di antaranya alas kaki dari kulit, kaos, batik dan berbagai kerajinan batik lain.

Sebelumnya, Ketua Dekranasda Yogyakarta Tri Kirana Muslidatun mengatakan, kios tersebut rencananya akan digunakan untuk seluruh anggotanya dengan cara bergiliran.

"Rencananya, akan ada sistem `rolling`. Kami memiliki sebanyak 192 anggota yang semuanya berminat mengisi kios di XT-Square," katanya.
(E013)

Pewarta :
Editor : Heru Jarot Cahyono
Copyright © ANTARA 2025