Jogja (ANTARA Jogja) - Pameran fotografi jurnalistik karya Regina Sjafri bertajuk `Orangutan : Rhyme & Blues` di Bentara Budaya Yogyakarta, 27 Januari - 4 Februari 2013, bertujuan mengampanyekan kepedulian terhadap kelestarian orangutan.

"Awalnya saya prihatin dengan kondisi orangutan di Kalimantan yang mengenaskan karena habitatnya semakin tergusur. Lalu saya memutuskan untuk ikut membantu melestarikan keberadaan orangutan sesuai kemampuan saya, yaitu dengan menggelar pameran foto tentang mereka," kata Regina Sjafri di Yogyakarta, Kamis.

Ia mengatakan sebanyak 42 karya foto yang dipamerkan merupakan hasil observasi mendalam dan pendokumentasian selama delapan bulan di Yayasan Konservasi Borneo Orangutan Survival Foundation di Samboja, Kalimantan Timur, dan Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah.

"Dalam proses pendokumentasian tersebut saya juga ikut dalam kegiatan pelepasliaran orangutan kembali ke hutan,"katanya.

Menurut Regina, orangutan memiliki peran penting dalam menjaga ekosistem hutan. Apabila orangutan punah maka hutan pun akan punah, begitupun sebaliknya.

"Sesungguhnya banyak sekali manfaat orangutan, terutama bagi hutan. Salah satu contohnya adalah kotoran orangutan yang dapat tumbuh dan hidup menjadi tanaman karena 80 persennya merupakan biji-bijian. Apabila kita membiarkan orangutan hidup maka dengan sendirinya hutan akan terjaga," katanya.

Regina juga menyatakan kegelisahannya terhadap sulitnya proses pelepasliaran orangutan kembali ke hutan oleh yayasan karena membutuhkan biaya yang besar dan kurangnya dukungan dari pemerintah.

"Yayasan harus membayar Rp13 miliar kepada pemerintah untuk izin melepas orangutan di hutan ex-HPH dengan masa pamakaian 60 tahun. Padahal orangutan bukanlah satwa milik yayasan maupun LSM, tetapi satwa yang seharusnya dilindungi oleh negara," kata Regina.

Namun, menurutnya saat ini sudah bukan saatnya saling menyalahkan atas kondisi orangutan melainkan harus bergerak secara nyata. "Melalui pameran ini saya berharap semangat saya dapat menular ke semua orang," katanya.

(Tika/H008)

Pewarta :
Editor : Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2024