Balikpapan (ANTARA) - Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo (Yayasan BOS) melakukan pembasahan lahan di wilayah kerjanya di Kalimantan untuk mencegah kebakaran lahan dan hutan berulang.
Lahan yang sebagian berupa hutan sekunder, semak, hingga lahan gambut, disiram dengan air yang sumbernya dari parit, kolam, ataupun sumur.
Menurut CEO Yayasan BOS Jamartin Sihite, Kamis, Yayasan melakukan beberapa upaya sebagai tindakan pencegahan kebakaran lahan dan hutan.
“Selain pembasahan lahan, bersama dengan mitra internasional, kami sebelumnya membangun sumur serta "beje" (kolam). Jika terjadi kebakaran, sumur dan kolam ini bisa digunakan sebagai sumber air untuk memadamkan api,” papar Sihite.
Sebelum ini, lahan di dua tempat di fasilitas BOS di Kalimantan Tengah terbakar hingga 50 hektare pada pertengahan Agustus lalu.
Menurut Sihite, keterbatasan akses menuju lokasi kebakaran dan kedalaman kubah gambut mengakibatkan kebakaran meluas jauh di kedalaman gambut. Hal ini menyulitkan tim pemadam kebakaran mengidentifikasi kebakaran dari permukaan dan butuh waktu hampir sepekan untuk memastikan api padam.
“Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi secara tiba-tiba pada tahun 2023 ini menjadi peringatan bahwa kita perlu bertindak segera dan saling bekerja sama,” kata Sihite.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Yayasan Orangutan lakukan pembahasan cegah karhutla