Yogyakarta (Antara Jogja) - Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta merencanakan penambahan kegiatan "fogging" atau pengasapan untuk mencegah penyebaran penyakit demam berdarah dan chikungunya di wilayah tersebut.

"Pada anggaran murni, hanya akan dilakukan 500 kegiatan `fogging`, namun pada anggaran perubahan 2013 direncanakan penambahan menjadi 550 kegiatan," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Tuty Setyowati di Yogyakarta, Jumat.

Menurut dia, kegiatan "fogging" diperlukan karena hingga saat ini jumlah kasus demam berdarah (DB) dan chikungunya di wilayah Kota Yogyakarta sudah cukup banyak, bahkan lebih banyak dibanding tahun sebelumnya.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, jumlah kasus demam berdarah hingga Juli tercatat sebanyak 745 kasus, jauh lebih banyak dibanding jumlah kasus demam berdarah pada 2012 yaitu 382 kasus.

Tujuh kecamatan dengan kasus demam berdarah cukup banyak di Kota Yogyakarta adalah Umbulharjo 166 kasus, Kotagede 70 kasus, Wirobrajan 69 kasus, Mergangsan 67 kasus, Gondokusuman 62 kasus, Mantrijeron 55 kasus, dan Tegalrejo 49 kasus.

Begitu pula dengan kasus penyakit chikungunya yang mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Hingga 18 Juli, tercatat sebanyak 528 kasus penyakit chikungunya, sedang pada tahun lalu hanya tercatat sebanyak 82 kasus.

Selain itu, lanjut dia, dari penyelidikan epidemologi, sudah dinyatakan perlu dilakukan fogging untuk memberantas nyamuk pembawa virus penyakit demam berdarah dan chikungunya.

"Belum ada keputusan untuk menetapkan status kejadian luar biasa. Tidak ada kematian yang disebabkan oleh dua penyakit tersebut," katanya.

Selain upaya "fogging" untuk memberantas nyamuk pembawa virus demam berdarah dan chikungunya, Dinas Kesehatan juga meminta masyarakat untuk mengoptimalkan pemberantasan sarang nyamuk dan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Tuty menyebut, masyarakat Kota Yogyakarta sudah mengetahui penerapan PHBS yang baik di lingkungannya, hanya saja pelaksanaannya belum optimal sehingga saat musim kemarau yang kerap disertai hujan seperti saat ini, masih banyak genangan yang bisa digunakan nyamuk berkembang biak.

"Kami juga akan bekerja sama dengan masjid-masjid yang ada di wilayah untuk turut menyosialisasikan ajakan penerapan PHBS di lingkungan masing-masing. Begitu pula dengan sekolah akan diajak bekerja sama," katanya.

Selain permukiman, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta juga rutin memantau angka bebas jentik di hotel-hotel sebagai salah satu syarat untuk memperoleh atau mempertahankan sertifikat laik sehat.

(E013)


Pewarta : Oleh Eka Arifa Rusqiyati
Editor : Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2024