Dinkes meminta fogging mandiri dikoordinasikan dengan puskesmas

id Fogging

Dinkes meminta fogging mandiri dikoordinasikan dengan puskesmas

Dokumen - Seorang petugas melakukan fogging untuk pencegahan dan penanganan penyakit demam berdarah. ANTARA/HO

Bantul (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mengharapkan kegiatan fogging atau pengasapan untuk membunuh serangga dengan pestisida secara mandiri oleh masyarakat pada daerah terdapat kasus demam berdarah dengue (DBD) dikoordinasikan dengan puskesmas terdekat.

"Imbauan kepada masyarakat jangan melakukan fogging sendiri tanpa ada koordinasi dengan Puskesmas maupun Dinkes," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Bantul Sri Wahyu Joko Santosa saat dihubungi di Bantul, Sabtu.

Menurut dia, diakui saat ini banyak beredar fogging di masyarakat dan Dinkes sempat beberapa kali memberikan teguran kepada pihak-pihak yang melakukan fogging secara mandiri tanpa melihat dan memperhatikan syarat-syarat prosedur fogging.

Padahal, kata dia, fogging yang dilakukan tanpa koordinasi dan memenuhi ketentuan dalam upaya memberantas nyamuk aedes aygepti itu justru berdampak tidak baik, bahkan malah makin penyebaran tidak terkendali.

"Bisa beresiko, kerena bisa terjadinya kekebalan pada nyamuk kemudian penyebaran nyamuk jadi tidak terkendali, karena kalau fogging atau nyemprot itu jaraknya sudah ditentukan berapa ratus meter dari fokusnya si penderita (demam)," katanya.

Oleh karena itu, dokter Oky sapaan akrabnya mengimbau sebaiknya masyarakat berkoordinasi terlebih dulu petugas Puskesmas maupun Dinkes apabila akan melakukan fogging, karena ada syarat dan ketentuan yang harus dilaksanakan.

"Tidak boleh terlalu banyak, terlalu lebih juga tidak boleh, jadi harus dengan petugas resmi dengan berdasarkan aturan-aturan yang sudah ditentukan, lebih baik berkoordinasi dengan petugas Puskesmas setempat," katanya.

Berdasarkan data kasus DBD di Bantul yang dilaporkan petugas sejak Januari hingga pertengahan Juni sekitar 862 kasus dengan lima kecamatan dengan kasus terbanyak, yaitu wilayah Kecamatan Sewon, Kasihan, Bantul, Bambanglipuro dan Piyungan.

Dia mengatakan kepada setiap Puskesmas terutama di wilayah kecamatan dengan kasus banyak sudah diberikan edaran untuk selalu melakukan pemantauan jentik nyamuk di lingkungan dan sosialisasikan gerakan PSN kepada masyarakat.

"Tetapi yang jelas imbauan untuk masyarakat selalu melaksanakan aktivitas PSN dalam batas protokol kesehatan, jaga jarak, kemudian PSN dilakukan oleh keluarga masing-masing, dan selalu menjaga lingkungan agar tetap bersih dan PHBS (pola hidup bersih sehat)," katanya.