Sleman (Antara Jogja) - Produsen emping melinjo di Desa Margoagung, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai kebanjiran pesanan memasuki Ramadhan.
"Ini memang sudah semacam tradisi, setiap memasuki puasa pesanan emping melinjo selalu melonjak naik. Ini menjadi berkah menjelang lebaran bagi kami," kata salah satu produsen emping melinjo di Margoagung, Kecamatan Seyegan, Maryono, di Selaman, Sabtu.
Menurut dia, di Margoagung selama ini dikenal sebagai sentra produsen emping melinjo dan sudah terkenal hingga luar Kabupaten Sleman.
"Desa Margoagung ini dikenal sebagai sentra produksi emping melinjo. Setidaknya ada 14 rumah tangga yang menekuni usaha makanan ringan ini," katanya.
Ia mengatakan, memasuki puasa ini jumlah pesanan meningkat dua kali lipat. Biasanya produksi emping hanya lima kilogram per hari. Namun memasuki puasa ini, melonjak menjadi 10 kilogram.
"Tiap tahun menjelang puasa memang dapat dipastikan ada kenaikan pesanan. Memang mayoritas konsumen dari daerah Sleman, namun tidak sedikit juga yang datang dari Yogyakarta dan sekitarnya," katanya.
Salah satu produsen lain Siti mengatakan, seiring peningkatan jumlah pesanan, harga emping juga naik rata-rata Rp3.000 per kilogram. Saat ini emping melinjo mentah dijual seharga antara Rp36.000 hingga Rp 40.000 per kilogram sesuai jenisnya.
"Naiknya harga ini selain karena meningkatnya pesanan, juga disebabkan faktor cuaca. Sebab selama musim hujan, proses penjemuran butuh waktu lebih lama. Kalau penjemurannya tidak maksimal, empingnya kurang mengembang saat digoreng," kata Siti.
Ia mengatakan, emping yang diproduksi di Desa Margoagung ini terdiri atas berbagai jenis rasa, antara lain gurih asin, manis, dan manis pedas.
"Selama ini bahan baku tidak mengalami kesulitan. Melinjo biasa dipasok dari wilayah sekitar DIY. Harganya di pasaran berkisar Rp15.000 hingga Rp 17.000 per kilogram," katanya.
(V001)
"Ini memang sudah semacam tradisi, setiap memasuki puasa pesanan emping melinjo selalu melonjak naik. Ini menjadi berkah menjelang lebaran bagi kami," kata salah satu produsen emping melinjo di Margoagung, Kecamatan Seyegan, Maryono, di Selaman, Sabtu.
Menurut dia, di Margoagung selama ini dikenal sebagai sentra produsen emping melinjo dan sudah terkenal hingga luar Kabupaten Sleman.
"Desa Margoagung ini dikenal sebagai sentra produksi emping melinjo. Setidaknya ada 14 rumah tangga yang menekuni usaha makanan ringan ini," katanya.
Ia mengatakan, memasuki puasa ini jumlah pesanan meningkat dua kali lipat. Biasanya produksi emping hanya lima kilogram per hari. Namun memasuki puasa ini, melonjak menjadi 10 kilogram.
"Tiap tahun menjelang puasa memang dapat dipastikan ada kenaikan pesanan. Memang mayoritas konsumen dari daerah Sleman, namun tidak sedikit juga yang datang dari Yogyakarta dan sekitarnya," katanya.
Salah satu produsen lain Siti mengatakan, seiring peningkatan jumlah pesanan, harga emping juga naik rata-rata Rp3.000 per kilogram. Saat ini emping melinjo mentah dijual seharga antara Rp36.000 hingga Rp 40.000 per kilogram sesuai jenisnya.
"Naiknya harga ini selain karena meningkatnya pesanan, juga disebabkan faktor cuaca. Sebab selama musim hujan, proses penjemuran butuh waktu lebih lama. Kalau penjemurannya tidak maksimal, empingnya kurang mengembang saat digoreng," kata Siti.
Ia mengatakan, emping yang diproduksi di Desa Margoagung ini terdiri atas berbagai jenis rasa, antara lain gurih asin, manis, dan manis pedas.
"Selama ini bahan baku tidak mengalami kesulitan. Melinjo biasa dipasok dari wilayah sekitar DIY. Harganya di pasaran berkisar Rp15.000 hingga Rp 17.000 per kilogram," katanya.
(V001)