Jogja (ANTARA Jogja) - Usaha produksi emping melinjo di Desa Wirokerten, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, terkendala bahan baku sehingga tidak bisa berkembang pesat.
"Bahan baku melinjo terkadang susah didapat di pasaran, entah karena kalah cepat dengan perajin lain, atau tidak musimnya, seperti itu sering dialami," kata perajin emping melinjo di Wirokerten, Bantul, Tusilah, Minggu.
Menurut dia, karena keterbatasan bahan baku tersebut membuat produksi emping hanya sesuai ketersediaan bahan baku, tidak jarang sejumlah pesanan yang banyak tidak dapat dipenuhinya.
"Kalau lagi beruntung bisa dapat empat sampai lima kilogram melinjo, namun kalau pas sedikit ya cuma dapat dua kilogram, ya mau bagaimana lagi kerja sesuai bahan baku," katanya.
Ia mengatakan, padahal selama bulan puasa ini permintaan meningkat sekitar 50 persen dibanding hari-hari biasa, sehingga sehingga dirinya mengaku kewalahan dan kesulitan memenuhinya.
"Kalau hari biasa produksi empat kilogram belum tentu habis, namun puasa ini sering habis, bahkan kurang karena pada nambah, bahkan ada yang minta dibuatkan 10 kilogram," katanya.
Menurut dia, emping melinjo produksinya ada dua macam, yakni emping yang belum ada rasa dijual seharga Rp25.000 per kilogram, kemudian emping yang sudah dibumbui dengan rasa dijual Rp35.000 per kilogram.
Perajin emping melinjo di Wirokerten lainnya, Dul Arfan mengatakan, permintaan emping melinjo selama puasa meningkat, akan tetapi karena melebihi kapasitas produksinya sehingga dilempar ke perajin lain.
"Setiap hari saya hanya memproduksi lima hingga enam kilogram, kalau lebih ya saya buruhkan ke perajin lain, karena selain tenaga terbatas bahan baku juga adanya sebanyak itu," katanya.
Ia menjelaskan, pada proses pembuatan emping melinjo terdapat bagian yang membutuhkan waktu lama, yakni "memukul" isi melinjo yang sudah dipanggang untuk menjadi lembaran bulat, karena bagian ini harus dilakukan satu demi satu.
"Ada pelanggan yang meminta dibuatkan hingga 20 kilogram emping melinjo, jadi saya harus `pukulkan` di luar, kemudian diambil tinggal proses pengeringan dengan dijemur," katanya.
(KR-HRI)