Yogyakarta (Antara Jogja) - Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian Kota Yogyakarta menyiapkan lebih dari 4.000 lembar label untuk hewan kurban guna menyatakan bahwa hewan tersebut dalam kondisi sehat dan laik untuk kurban.
"Seperti tahun-tahun sebelumnya, kami siapkan label untuk hewan kurban yang dinyatakan laik. Tahun ini, label berwarna kuning agar lebih mudah terlihat saat dikalungkan ke hewan kurban," kata Kepala Seksi Pengawasan Mutu Komoditas dan Kesehatan Hewan Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian (Disperindagkoptan) Kota Yogyakarta Endang Viniarti di Yogyakarta, Rabu.
Menurut dia, label hanya akan diberikan untuk hewan kurban yang benar-benar dinyatakan sehat dan laik oleh petugas dari Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian Kota Yogyakarta.
Pemeriksaan dilakukan mulai H-14 hingga H-2 Idul Adha di seluruh pasar tiban hewan kurban yang ada di Kota Yogyakarta.
Pemeriksaan difokuskan pada kondisi fisik hewan kurban yang dijual di pasar tiban seperti kondisi mata, mulut, badan, dan feses.
"Penyakit-penyakit tertentu tidak bisa hanya dideteksi dengan pemeriksaan fisik seperti cacing hati pada sapi atau pneumonia pada kambing. Namun, kami upayakan bahwa hewan yang memperoleh label adalah hewan yang benar-benar sehat dan memenuhi syariat untuk menjadi hewan kurban," katanya.
Petugas, lanjut dia, akan meminta pedagang untuk merujuk hewan yang sakit ke poliklinik hewan agar mendapat penanganan lebih lanjut.
"Kami juga akan memberikan stiker kepada tempat penjualan hewan kurban yang menyatakan bahwa tempat penjualan tersebut sudah diperiksa oleh petugas," katanya.
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian Kota Yogyakarta belum bisa memastikan apakah jumlah pasar tiban pada tahun ini bertambah atau berkurang.
"Ada beberapa lokasi yang sepertinya sudah tidak memungkinkan lagi untuk digunakan sebagai lokasi pasar seperti di Jalan Timoho karena lokasinya sedang dibangun," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pertanian Disperindagkoptan Kota Yogyakarta Benny Nurhantoro mengatakan, kegiatan pemeriksaan terhadap hewan kurban akan dilanjutkan pada H-1 Idul Adha hingga hari terakhir penyembelihan.
"Saat itu, akan ada bantuan sebanyak 125 mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (UGM) serta 50 praktisi kesehatan hewan dari dinas," katanya.
Disperindagkoptan Kota Yogyakarta mencatat ada sebanyak 489 tempat pemotongan hewan yang harus didatangi petugas untuk pemeriksaan "post mortem" dan "ante mortem".
Penyakit yang biasanya ditemui di sapi adalah cacing hati. Bagian sapi yang terinfeksi cacing harus diafkir dan kemudian dibakar agar cacing tidak berkembang biak.
Pada tahun lalu, petugas menemukan setidaknya 81 sapi kurban yang terinfeksi cacing hati. "Untuk pneumonia pada kambing sangat sedikit kasusnya," katanya.
(E013)
"Seperti tahun-tahun sebelumnya, kami siapkan label untuk hewan kurban yang dinyatakan laik. Tahun ini, label berwarna kuning agar lebih mudah terlihat saat dikalungkan ke hewan kurban," kata Kepala Seksi Pengawasan Mutu Komoditas dan Kesehatan Hewan Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian (Disperindagkoptan) Kota Yogyakarta Endang Viniarti di Yogyakarta, Rabu.
Menurut dia, label hanya akan diberikan untuk hewan kurban yang benar-benar dinyatakan sehat dan laik oleh petugas dari Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian Kota Yogyakarta.
Pemeriksaan dilakukan mulai H-14 hingga H-2 Idul Adha di seluruh pasar tiban hewan kurban yang ada di Kota Yogyakarta.
Pemeriksaan difokuskan pada kondisi fisik hewan kurban yang dijual di pasar tiban seperti kondisi mata, mulut, badan, dan feses.
"Penyakit-penyakit tertentu tidak bisa hanya dideteksi dengan pemeriksaan fisik seperti cacing hati pada sapi atau pneumonia pada kambing. Namun, kami upayakan bahwa hewan yang memperoleh label adalah hewan yang benar-benar sehat dan memenuhi syariat untuk menjadi hewan kurban," katanya.
Petugas, lanjut dia, akan meminta pedagang untuk merujuk hewan yang sakit ke poliklinik hewan agar mendapat penanganan lebih lanjut.
"Kami juga akan memberikan stiker kepada tempat penjualan hewan kurban yang menyatakan bahwa tempat penjualan tersebut sudah diperiksa oleh petugas," katanya.
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian Kota Yogyakarta belum bisa memastikan apakah jumlah pasar tiban pada tahun ini bertambah atau berkurang.
"Ada beberapa lokasi yang sepertinya sudah tidak memungkinkan lagi untuk digunakan sebagai lokasi pasar seperti di Jalan Timoho karena lokasinya sedang dibangun," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pertanian Disperindagkoptan Kota Yogyakarta Benny Nurhantoro mengatakan, kegiatan pemeriksaan terhadap hewan kurban akan dilanjutkan pada H-1 Idul Adha hingga hari terakhir penyembelihan.
"Saat itu, akan ada bantuan sebanyak 125 mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (UGM) serta 50 praktisi kesehatan hewan dari dinas," katanya.
Disperindagkoptan Kota Yogyakarta mencatat ada sebanyak 489 tempat pemotongan hewan yang harus didatangi petugas untuk pemeriksaan "post mortem" dan "ante mortem".
Penyakit yang biasanya ditemui di sapi adalah cacing hati. Bagian sapi yang terinfeksi cacing harus diafkir dan kemudian dibakar agar cacing tidak berkembang biak.
Pada tahun lalu, petugas menemukan setidaknya 81 sapi kurban yang terinfeksi cacing hati. "Untuk pneumonia pada kambing sangat sedikit kasusnya," katanya.
(E013)