Yogyakarta (Antara Jogja) - Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta akan menggencarkan imunisasi "measles rubella" dengan menyasar 770.599 anak berusia 9 bulan hingga 15 tahun di lima kabupaten/kota pada Agustus dan September 2017.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY Pembajun Setianingastutie di Yogyakarta, Kamis, mengatakan program kampanye imunisasi "measles rubella" (MR) kepada ratusan ribu anak itu ditujukan untuk memutus transmisi penularan virus campak dan rubella di DIY.
"Pemerintah DIY menargetkan cakupan kampanye imunisasi MR mencapai 95 persen agar transmisi atau penularan campak dan rubella bisa dihentikan," kata Pembajun.
Ia mengatakan pelaksanaan imunisasi MR terhadap 770.599 anak itu akan dilakukan dalam dua tahap di Kabupaten Bantul, Sleman, Gunung Kidul, Kulon Progo, Yogyakarta.
Pada tahap pertama, imunisasi MR dilaksanakan pada Agustus 2017 dengan menyasar 571.398 anak sekolah, sehingga pada tahap itu petugas akan mendatangi sebanyak 4.812 sekolah formal mulai PAUD, TK/RA, SD/MI, SMP/MTs di DIY.
Selanjutnya, kata Pembajun untuk tahap berikutnya, imunisasi MR yang akan dilaksanakan secara serentak pada September 2017 akan menyasar 199.201 balita di lima kabupaten/kota.
"Orang tua tidak perlu membawa anak-anak ke puskesmas untuk imunisasi MR, karena kami yang akan mendatangi mereka untuk imunisasi di sekolah-sekolah dan posyandu masing-masing," kata dia.
Ia menyebutkan pada 2016 dari sebanyak 1.929 anak yang diduga terjangkit virus rubella di DIY, 463 di antaranya telah dinyatakan positif terjangkit virus rubella. Sedangkan sejak Januari hingga Juli 2017 tercatat 7 kejadian luar biasa (KLB) penyakit Campak di DIY di mana 60-70 persen di antaranya positif rubella.
"Oleh sebab itu kami berharap seluruh orang tua bisa mengikutsertakan anaknya untuk imunisasi ini. Apalagi seluruh biaya ditanggung pemerintah alias gratis," kata Pembajun.
Sementara itu, perwakilan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) DIY dokter E. Siti Herini mengatakan virus rubela memiliki ciri yang tidak jauh berbeda dengan campak yakni dimulai dari demam, iritasi pada mata, hingga muncul bintik merah di sekujur tubuh. "Virus ini bisa ditularkan melalui pernafasan atau air ludah," kata dian
Menurut Herini, apabila rubella menginfeksi ibu hamil bisa berpotensi sindrom rubella bawaan, yang mampu menimbulkan kerusakan pada janin yang sedang tumbuh. "Anak yang terkena rubella sebelum dilahirkan beresiko tinggi mengalami keterlambatan pertumbuhan, keterlambatan mental, kesalahan bentuk jantung dan mata, sumsum tulang belakang, hingga tuli," kata dia.
(T.L007)
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY Pembajun Setianingastutie di Yogyakarta, Kamis, mengatakan program kampanye imunisasi "measles rubella" (MR) kepada ratusan ribu anak itu ditujukan untuk memutus transmisi penularan virus campak dan rubella di DIY.
"Pemerintah DIY menargetkan cakupan kampanye imunisasi MR mencapai 95 persen agar transmisi atau penularan campak dan rubella bisa dihentikan," kata Pembajun.
Ia mengatakan pelaksanaan imunisasi MR terhadap 770.599 anak itu akan dilakukan dalam dua tahap di Kabupaten Bantul, Sleman, Gunung Kidul, Kulon Progo, Yogyakarta.
Pada tahap pertama, imunisasi MR dilaksanakan pada Agustus 2017 dengan menyasar 571.398 anak sekolah, sehingga pada tahap itu petugas akan mendatangi sebanyak 4.812 sekolah formal mulai PAUD, TK/RA, SD/MI, SMP/MTs di DIY.
Selanjutnya, kata Pembajun untuk tahap berikutnya, imunisasi MR yang akan dilaksanakan secara serentak pada September 2017 akan menyasar 199.201 balita di lima kabupaten/kota.
"Orang tua tidak perlu membawa anak-anak ke puskesmas untuk imunisasi MR, karena kami yang akan mendatangi mereka untuk imunisasi di sekolah-sekolah dan posyandu masing-masing," kata dia.
Ia menyebutkan pada 2016 dari sebanyak 1.929 anak yang diduga terjangkit virus rubella di DIY, 463 di antaranya telah dinyatakan positif terjangkit virus rubella. Sedangkan sejak Januari hingga Juli 2017 tercatat 7 kejadian luar biasa (KLB) penyakit Campak di DIY di mana 60-70 persen di antaranya positif rubella.
"Oleh sebab itu kami berharap seluruh orang tua bisa mengikutsertakan anaknya untuk imunisasi ini. Apalagi seluruh biaya ditanggung pemerintah alias gratis," kata Pembajun.
Sementara itu, perwakilan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) DIY dokter E. Siti Herini mengatakan virus rubela memiliki ciri yang tidak jauh berbeda dengan campak yakni dimulai dari demam, iritasi pada mata, hingga muncul bintik merah di sekujur tubuh. "Virus ini bisa ditularkan melalui pernafasan atau air ludah," kata dian
Menurut Herini, apabila rubella menginfeksi ibu hamil bisa berpotensi sindrom rubella bawaan, yang mampu menimbulkan kerusakan pada janin yang sedang tumbuh. "Anak yang terkena rubella sebelum dilahirkan beresiko tinggi mengalami keterlambatan pertumbuhan, keterlambatan mental, kesalahan bentuk jantung dan mata, sumsum tulang belakang, hingga tuli," kata dia.
(T.L007)