Imunisasi JE di Kota Yogyakarta mencapai 50 persen
Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta menyebutkan pemberian imunisasi Japanese Encephalitis (JE) untuk anak-anak di wilayah setempat sudah mencapai 50 persen dari target sasaran 82 ribu anak.
"Kita terus lakukan monitoring terhadap pemberian vaksin JE ini. Untuk sasaran sendiri kurang lebih 82 ribu anak yang akan diberikan vaksin di Kota Yogyakarta," kata Kasi Pengendalian Penyakit Menular (P2M) dan Imunisasi Dinkes Kota Yogyakarta Endang Sri Rahayu dalam keterangannya di Yogyakarta, Minggu.
Menurut Endang, imunisasi JE yang berlangsung sejak 3 September hingga 31 Oktober itu diberikan kepada anak berusia 9 bulan hingga 15 tahun di wilayah Kota Yogyakarta melalui puskesmas, sekolah, dan fasilitas kesehatan lainnya.
Hingga saat ini, menurut dia, pemberian imunisasi JE aman dan efektif, meski ada kemungkinan efek samping atau kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI) yang umum terjadi seperti nyeri di lokasi suntikan, demam ringan, dan kelelahan.
Endang menegaskan pemberian vaksin JE jauh lebih besar manfaatnya ketimbang risikonya.
"Sebagian besar KIPI bersifat ringan dan akan hilang dalam waktu singkat. Tetapi, jika anak mengalami demam segera berikan obat penurun demam. Jika tangan bengkak bisa mengompresnya agar tidak meradang," kata dia.
Selain diberikan vaksin JE, Endang mengingatkan kepada orang tua untuk memberikan imunisasi wajib lainnya seperti imunisasi Hepatitis, imunisasi Tuberculosis atau BCG, Pentavalen, Pneumococcal Vaccine (PVC), termasuk pemberian imunisasi Measles-Rubella (MR) untuk anak kelas 1 SD dan vaksin human papillomavirus (HPV) bagi anak kelas 5 SD.
Endang berharap cakupan vaksinasi JE di Kota Yogyakarta bisa lebih dari 95 persen.
"Kita terus pantau kegiatan pemberian vaksin JE ini. Namun cukup banyak juga yang mengatakan tidak mau memberikan ke anak mereka. Karena merasa itu tidak dibutuhkan beberapa bayi atau balita. Padahal ini untuk mencegah terjadinya radang otak atau meningitis," kata dia.
Kepala Dinkes Kota Yogyakarta Emma Rahmi Aryani menyebut imunisasi JE di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), termasuk Kota Yogyakarta merupakan program nasional karena DIY merupakan wilayah endemik nyamuk Culex yang merupakan perantara virus "Japanese Enchepalitis" yang dapat menyebabkan penyakit radang otak.
Menurut dia, vaksinasi JE menjadi langkah pencegahan mengingat hingga kini belum ditemukan obat yang secara spesifik bisa menyembuhkan penyakit JE.
Meskipun demikian, Emma memastikan hingga kini tidak ada temuan kasus infeksi JE di Kota Yogyakarta.
"Dari 13 sampel suspek setelah diperiksa hasilnya negatif," kata dia.
"Kita terus lakukan monitoring terhadap pemberian vaksin JE ini. Untuk sasaran sendiri kurang lebih 82 ribu anak yang akan diberikan vaksin di Kota Yogyakarta," kata Kasi Pengendalian Penyakit Menular (P2M) dan Imunisasi Dinkes Kota Yogyakarta Endang Sri Rahayu dalam keterangannya di Yogyakarta, Minggu.
Menurut Endang, imunisasi JE yang berlangsung sejak 3 September hingga 31 Oktober itu diberikan kepada anak berusia 9 bulan hingga 15 tahun di wilayah Kota Yogyakarta melalui puskesmas, sekolah, dan fasilitas kesehatan lainnya.
Hingga saat ini, menurut dia, pemberian imunisasi JE aman dan efektif, meski ada kemungkinan efek samping atau kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI) yang umum terjadi seperti nyeri di lokasi suntikan, demam ringan, dan kelelahan.
Endang menegaskan pemberian vaksin JE jauh lebih besar manfaatnya ketimbang risikonya.
"Sebagian besar KIPI bersifat ringan dan akan hilang dalam waktu singkat. Tetapi, jika anak mengalami demam segera berikan obat penurun demam. Jika tangan bengkak bisa mengompresnya agar tidak meradang," kata dia.
Selain diberikan vaksin JE, Endang mengingatkan kepada orang tua untuk memberikan imunisasi wajib lainnya seperti imunisasi Hepatitis, imunisasi Tuberculosis atau BCG, Pentavalen, Pneumococcal Vaccine (PVC), termasuk pemberian imunisasi Measles-Rubella (MR) untuk anak kelas 1 SD dan vaksin human papillomavirus (HPV) bagi anak kelas 5 SD.
Endang berharap cakupan vaksinasi JE di Kota Yogyakarta bisa lebih dari 95 persen.
"Kita terus pantau kegiatan pemberian vaksin JE ini. Namun cukup banyak juga yang mengatakan tidak mau memberikan ke anak mereka. Karena merasa itu tidak dibutuhkan beberapa bayi atau balita. Padahal ini untuk mencegah terjadinya radang otak atau meningitis," kata dia.
Kepala Dinkes Kota Yogyakarta Emma Rahmi Aryani menyebut imunisasi JE di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), termasuk Kota Yogyakarta merupakan program nasional karena DIY merupakan wilayah endemik nyamuk Culex yang merupakan perantara virus "Japanese Enchepalitis" yang dapat menyebabkan penyakit radang otak.
Menurut dia, vaksinasi JE menjadi langkah pencegahan mengingat hingga kini belum ditemukan obat yang secara spesifik bisa menyembuhkan penyakit JE.
Meskipun demikian, Emma memastikan hingga kini tidak ada temuan kasus infeksi JE di Kota Yogyakarta.
"Dari 13 sampel suspek setelah diperiksa hasilnya negatif," kata dia.