Jakarta (Antaranews Jogja) - Pemerintah sedang menyiapkan skema penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk mendorong revitalisasi penggilingan dan pengeringan padi agar kualitas panen yang dihasilkan petani dapat lebih optimal.
"Penggilingan kecil itu banyak dan 'over capacity'. Kredit ini diharapkan akan mempermudah untuk pemenuhan alat pengering atau 'dryer'," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution seusai memimpin rapat koordinasi membahas penyaluran KUR di Jakarta, Rabu.
Darmin mengatakan wacana penyaluran KUR ini muncul karena sebanyak 95 persen penggilingan padi kecil saat ini tidak memiliki alat pengering sehingga kualitas hasil panen tidak terjaga dengan baik.
Ia menambahkan terdapat tiga pihak yang mendapatkan manfaat langsung dari adanya pemberian KUR ini yaitu petani, masyarakat dan Bulog.
Pertama, petani akan terbantu karena gabahnya dapat dikeringkan di pengilingan-penggilingan kecil yang letaknya dekat dengan masyarakat, meski sedang musim hujan.
Kedua, masyarakat dapat mengonsumsi beras yang lebih berkualitas karena melewati proses yang sudah memenuhi standar.
Selain itu, ketiga, Bulog juga mendapatkan keuntungan karena mendapat sumber pengadaan beras atau gabah yang lebih pasti dan kualitas yang lebih baik.
"Kredit ini membantu penggilingan supaya mempunyai 'dryer,' kita membantu yang tidak punya," ujar Darmin.
Saat ini, Darmin menambahkan Himpunan Bank Pemerintah (HIMBARA) yang terdiri dari Bank Mandiri, Bank BNI, dan Bank BRI sedang mematangkan perhitungan maupun skema penyaluran KUR ini.
"Peraturan ini diharapkan tidak kaku, dan tidak rigid. Kita perbaiki apa yang ada dan benahi apa yang kurang," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (PERPADI) Sutarto Alimoeso menuturkan para petani kecil menjadi fokus utama dalam penyaluran KUR ini.
"Sehari penggilingan kecil, menggiling beras 10 ton sampai 12 ton. Mereka inilah yang kesulitan. Biasanya, mereka tidak 'feasible', pasarnya tidak jelas dan tidak 'bankable'. Inilah masalah yang dihadapi," katanya.
Berdasarkan data, dari total 182.000 penggilingan beras yang ada di Indonesia, sebesar 94 persen atau sekitar 172.000 penggilingan padi di Indonesia merupakan penggilingan kecil.
Sisanya, sebanyak 2.000 merupakan penggilingan besar dan 8.000 adalah penggilingan sedang.
"Penggilingan kecil itu banyak dan 'over capacity'. Kredit ini diharapkan akan mempermudah untuk pemenuhan alat pengering atau 'dryer'," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution seusai memimpin rapat koordinasi membahas penyaluran KUR di Jakarta, Rabu.
Darmin mengatakan wacana penyaluran KUR ini muncul karena sebanyak 95 persen penggilingan padi kecil saat ini tidak memiliki alat pengering sehingga kualitas hasil panen tidak terjaga dengan baik.
Ia menambahkan terdapat tiga pihak yang mendapatkan manfaat langsung dari adanya pemberian KUR ini yaitu petani, masyarakat dan Bulog.
Pertama, petani akan terbantu karena gabahnya dapat dikeringkan di pengilingan-penggilingan kecil yang letaknya dekat dengan masyarakat, meski sedang musim hujan.
Kedua, masyarakat dapat mengonsumsi beras yang lebih berkualitas karena melewati proses yang sudah memenuhi standar.
Selain itu, ketiga, Bulog juga mendapatkan keuntungan karena mendapat sumber pengadaan beras atau gabah yang lebih pasti dan kualitas yang lebih baik.
"Kredit ini membantu penggilingan supaya mempunyai 'dryer,' kita membantu yang tidak punya," ujar Darmin.
Saat ini, Darmin menambahkan Himpunan Bank Pemerintah (HIMBARA) yang terdiri dari Bank Mandiri, Bank BNI, dan Bank BRI sedang mematangkan perhitungan maupun skema penyaluran KUR ini.
"Peraturan ini diharapkan tidak kaku, dan tidak rigid. Kita perbaiki apa yang ada dan benahi apa yang kurang," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (PERPADI) Sutarto Alimoeso menuturkan para petani kecil menjadi fokus utama dalam penyaluran KUR ini.
"Sehari penggilingan kecil, menggiling beras 10 ton sampai 12 ton. Mereka inilah yang kesulitan. Biasanya, mereka tidak 'feasible', pasarnya tidak jelas dan tidak 'bankable'. Inilah masalah yang dihadapi," katanya.
Berdasarkan data, dari total 182.000 penggilingan beras yang ada di Indonesia, sebesar 94 persen atau sekitar 172.000 penggilingan padi di Indonesia merupakan penggilingan kecil.
Sisanya, sebanyak 2.000 merupakan penggilingan besar dan 8.000 adalah penggilingan sedang.