Lombok Utara (Antaranews Jogja) - Menteri Sosial (Mensos) Idrus Marham mengajak warga Nusa Tenggara Barat dan semua pihak untuk menggelorakan semangat "Lombok bangkit dan bangun kembali" pascagempa bumi yang beberapa kali terjadi di wilayah tersebut.
"Serangkaian gempa yang terjadi telah menyisakan kesedihan mendalam dan kehilangan yang luar biasa. Namun kita tidak boleh larut dalam kesedihan, pelan-pelan harus bangkit lagi," kata Mensos Marham, di posko pengungsian di Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Selasa.
Ia mengatakan, ajakan Lombok bangkit dan bangun kembali sebelumnya disampaikan oleh Wakil Presiden, Muhammad Jusuf Kalla, saat memimpin rapat koordinasi rehabilitasi dan rekonstruksi pascagempa yang berlangsung di Kantor Gubernur NTB, Selasa siang.
Rapat tersebut juga diikuti Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hafimuljono, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Willem Rampangilei, dan Gubernur NTB, TGH Muhammad Zainul Majdi.
Marham mengatakan, wapres menekankan bahwa langkah pemerintah saat ini adalah memulai masa rehabilitasi dan rekonstruksi.
Pelaksanaan dilakukan kementerian dan lembaga terkait, sementara untuk monitoring dilaksanakan oleh Pemprov NTB.
Untuk mendukung Lombok bangkit dan bangun kembali, Kemensos melakukan upaya pemulihan sosial meliputi pemberian bantuan pemulihan yakni santunan sosial, jaminan hidup, program keluarga harapan, dan bantuan stimulan lainnya.
"Kemensos juga terus mendampingi penyintas dengan memberikan layanan dukungan psikososial," ucapnya pula.
Untuk itu, lanjutnya, dalam kunjungan kerja ketiga kalinya ini, pihaknya menyalurkan santunan ahli waris 556 korban meninggal dengan nilai total mencapai Rp8,3 miliar.
Penyerahan santunan kepada ahli waris korban meninggal disaksikan langsung oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla bertempat di pengungsian Desa Kekait, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat.
Di wilayah tersebut telah berkumpul ahli waris dari 45 jiwa korban meninggal dan masing-masing mendapat santunan Rp15 juta.
Proses yang sama juga berlangsung di Kantor Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara. Jumlah penerima santunan adalah 80 jiwa.
Marham mengatakan, selain santunan untuk ahli waris korban meninggal, Kemensos juga akan menyalurkan jaminan hidup atau jadup selama tiga bulan yang besarnya adalah Rp900 ribu per jiwa per bulan.
"Jadup disalurkan setelah proses pendataan dan verifikasi selesai, dan datanya telah ditetapkan dalam surat keputusan bupati," ujarnya.
Sementara untuk pengungsi atau warga yang terkena dampak gempa dan jatuh miskin, Kemensos mengupayakan agar mereka menerima bansos PKH.
Tentunya, kata Marham, setelah dilakukan verifikasi apakah keluarga calon penerima bansos memiliki kriteria layak menerima. Kriteria tersebut adalah memiliki anak sekolah, ibu hamil, ibu dengan balita, lansia, dan penyandang disabilitas berat.
"Kami akan sisir warga yang jatuh miskin agar dapat dimasukkan dalam program perlindungan berkelanjutan melalui program PKH," katanya.
Dalam kunjungan kali ini, Mensos Marham juga memantau pencairan bansos PKH untuk penerima manfaat yang merupakan korban bencana.
Di Desa Kekait terdapat 217 keluarga penerima manfaat dan di Desa Pemenang sebanyak 20 keluarga penerima manfaat.
"Serangkaian gempa yang terjadi telah menyisakan kesedihan mendalam dan kehilangan yang luar biasa. Namun kita tidak boleh larut dalam kesedihan, pelan-pelan harus bangkit lagi," kata Mensos Marham, di posko pengungsian di Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Selasa.
Ia mengatakan, ajakan Lombok bangkit dan bangun kembali sebelumnya disampaikan oleh Wakil Presiden, Muhammad Jusuf Kalla, saat memimpin rapat koordinasi rehabilitasi dan rekonstruksi pascagempa yang berlangsung di Kantor Gubernur NTB, Selasa siang.
Rapat tersebut juga diikuti Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hafimuljono, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Willem Rampangilei, dan Gubernur NTB, TGH Muhammad Zainul Majdi.
Marham mengatakan, wapres menekankan bahwa langkah pemerintah saat ini adalah memulai masa rehabilitasi dan rekonstruksi.
Pelaksanaan dilakukan kementerian dan lembaga terkait, sementara untuk monitoring dilaksanakan oleh Pemprov NTB.
Untuk mendukung Lombok bangkit dan bangun kembali, Kemensos melakukan upaya pemulihan sosial meliputi pemberian bantuan pemulihan yakni santunan sosial, jaminan hidup, program keluarga harapan, dan bantuan stimulan lainnya.
"Kemensos juga terus mendampingi penyintas dengan memberikan layanan dukungan psikososial," ucapnya pula.
Untuk itu, lanjutnya, dalam kunjungan kerja ketiga kalinya ini, pihaknya menyalurkan santunan ahli waris 556 korban meninggal dengan nilai total mencapai Rp8,3 miliar.
Penyerahan santunan kepada ahli waris korban meninggal disaksikan langsung oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla bertempat di pengungsian Desa Kekait, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat.
Di wilayah tersebut telah berkumpul ahli waris dari 45 jiwa korban meninggal dan masing-masing mendapat santunan Rp15 juta.
Proses yang sama juga berlangsung di Kantor Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara. Jumlah penerima santunan adalah 80 jiwa.
Marham mengatakan, selain santunan untuk ahli waris korban meninggal, Kemensos juga akan menyalurkan jaminan hidup atau jadup selama tiga bulan yang besarnya adalah Rp900 ribu per jiwa per bulan.
"Jadup disalurkan setelah proses pendataan dan verifikasi selesai, dan datanya telah ditetapkan dalam surat keputusan bupati," ujarnya.
Sementara untuk pengungsi atau warga yang terkena dampak gempa dan jatuh miskin, Kemensos mengupayakan agar mereka menerima bansos PKH.
Tentunya, kata Marham, setelah dilakukan verifikasi apakah keluarga calon penerima bansos memiliki kriteria layak menerima. Kriteria tersebut adalah memiliki anak sekolah, ibu hamil, ibu dengan balita, lansia, dan penyandang disabilitas berat.
"Kami akan sisir warga yang jatuh miskin agar dapat dimasukkan dalam program perlindungan berkelanjutan melalui program PKH," katanya.
Dalam kunjungan kali ini, Mensos Marham juga memantau pencairan bansos PKH untuk penerima manfaat yang merupakan korban bencana.
Di Desa Kekait terdapat 217 keluarga penerima manfaat dan di Desa Pemenang sebanyak 20 keluarga penerima manfaat.