Bantul (Antaranews Jogja) - Bupati Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Suharsono mengharapkan kegiatan Bursa Inovasi Desa 2018 di kabupaten ini mampu menawarkan solusi konstruktif yang inovatif dalam praktek pembangunan di desa.
"Saya berharap kegiatan ini mampu menawarkan solusi-solusi konstruktif yang inovatif dalam praktek pembangunan, khususnya penggunaan dana desa secara tepat dan seefektif mungkin," katanya saat membuka Bursa Inovasi Desa di Balai Desa Trimulyo Jetis, Bantul, Kamis.
Dengan demikian, kata dia, akan mampu menjawab persoalan-persoalan yang saat ini dihadapi pemerintah desa dan masyarakatnya, sebab Bursa Inovasi Desa akan menjadi ajang bertukar ide antara satu desa dengan desa lain.
Bupati mengatakan, masyarakat desa harus selalu didorong pemerintah untuk dapat melakukan inovasi dan akselerasi di daerahnya masing-masing, sehingga masyarakat tidak perlu takut berinovasi selama tidak melanggar aturan.
"Kepada desa-desa saya minta agar terus melakukan inovasi di desanya masing-masing untuk lebih mendekatkan pelayanan ke masyarakat serta menggali potensi yang ada. Dengan adanya inovasi di desa akan melahirkan desa yang mandiri dan sejahtera," katanya.
Bupati menjelaskan, memang saat ini dana desa masih banyak difokuskan untuk infrastruktur, kondisi tersebut bisa dipahami, akan tetapi ke depan harapannya dana desa bisa dialokasikan ke kegiatan yang menyentuh masyarakat.
"Ketika (pemanfaatan dana desa) infrastruktur semakin dikurangi, nanti kita bisa mengalokasikannya untuk kegiatan-kegiatan riil yang bisa menyentuh masyarakat dan akhirnya dapat menyejahterakan masyarakat dan mengurangi angka kemiskinan," katanya.
Sementara itu, Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat (BPPM) DIY Arida Oetami mengatakan program Inovasi Desa dimunculkan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui peningkatan kapasitas desa dalam mengembangkan rencana dan pelaksanaan pembangunan desa secara berkualitas.
"Bursa Inovasi Desa merupakan sebuah forum penyebaran dan pertukaran inisiatif atau inovasi masyarakat yang berkembang di desa desa di lingkup kabupaten," katanya.
"Saya berharap kegiatan ini mampu menawarkan solusi-solusi konstruktif yang inovatif dalam praktek pembangunan, khususnya penggunaan dana desa secara tepat dan seefektif mungkin," katanya saat membuka Bursa Inovasi Desa di Balai Desa Trimulyo Jetis, Bantul, Kamis.
Dengan demikian, kata dia, akan mampu menjawab persoalan-persoalan yang saat ini dihadapi pemerintah desa dan masyarakatnya, sebab Bursa Inovasi Desa akan menjadi ajang bertukar ide antara satu desa dengan desa lain.
Bupati mengatakan, masyarakat desa harus selalu didorong pemerintah untuk dapat melakukan inovasi dan akselerasi di daerahnya masing-masing, sehingga masyarakat tidak perlu takut berinovasi selama tidak melanggar aturan.
"Kepada desa-desa saya minta agar terus melakukan inovasi di desanya masing-masing untuk lebih mendekatkan pelayanan ke masyarakat serta menggali potensi yang ada. Dengan adanya inovasi di desa akan melahirkan desa yang mandiri dan sejahtera," katanya.
Bupati menjelaskan, memang saat ini dana desa masih banyak difokuskan untuk infrastruktur, kondisi tersebut bisa dipahami, akan tetapi ke depan harapannya dana desa bisa dialokasikan ke kegiatan yang menyentuh masyarakat.
"Ketika (pemanfaatan dana desa) infrastruktur semakin dikurangi, nanti kita bisa mengalokasikannya untuk kegiatan-kegiatan riil yang bisa menyentuh masyarakat dan akhirnya dapat menyejahterakan masyarakat dan mengurangi angka kemiskinan," katanya.
Sementara itu, Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat (BPPM) DIY Arida Oetami mengatakan program Inovasi Desa dimunculkan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui peningkatan kapasitas desa dalam mengembangkan rencana dan pelaksanaan pembangunan desa secara berkualitas.
"Bursa Inovasi Desa merupakan sebuah forum penyebaran dan pertukaran inisiatif atau inovasi masyarakat yang berkembang di desa desa di lingkup kabupaten," katanya.