Kulon Progo (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana menggelar penanaman sabuk hijau (green belt) di Pantai Glagah yang berada di tepi kawasan Bandara Internasional Yogyakarta, Kamis sore.
Penanaman sabuk hijau secara simbolis dilakukan oleh Kepala BNPB Letjen Doni Monardo, Sekda DIY Gatot Saptadi, dan Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo.
"Kalau kita bisa membangun barier, kita membangun green belt, kita bisa membantu mengurangi ancaman tsunami," kata Doni.
Oleh karena itu, kata dia, dengan membangun sabuk hijau di tepi pantai di kawasan Bandara Internasional Yogyakarta diharapkan bandara baru itu bisa terlindungi dari ancaman tsunami.
"Tentunya kalau terlindungi apabila terjadi (tsunami) risiko korban semakin kecil dan kerusakan yang ditimbulkan semakin sedikit," kata dia.
Berdasarkan riset para ahli, menurut dia, tanaman sabuk hijau yang kuat mampu menahan gelombang tsunami hingga 88 persen. Meski demikian, tanaman itu akan efektif menghalau tsunami apabila usia tanaman sudah mencapai 5 hingga 10 tahun.
"Kalau sekarang apabila ada tsunami dan tingginya (gelombang) lebih dari 7 meter ya pasti ke dalam ya, tetapi kalau pohon ini sudah besar jangka waktu 5-10 tahun yang akan datang baru pohon-pohon ini efektif," kata dia.
Ia mengatakan, pembuatan sabuk hijau di tepi pantai perlu dilalukan mengingat di bagian selatan Pulau Jawa terdapat patahan dan sesar yang sepanjang waktu cukup aktif.
"Terakhir yang kita dengar pada 2010 di Pangandaran dan hampir sebagian besar bagian selatan Pulau Jawa pernah mengalami peristiwa tsunami ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu dan kemungkinan peristiwa-peristiwa ini akan berulang pada periode yang kita tidak tahu kapan akan terjadi," kata dia.
Saat ini, BPNB menyumbang 2.000 pohon untuk sabuk hijau pada tahap pertama yang terdiri atas 1.000 pohon cemara udang dan 1.000 pohon jenis pulai dengan ukuran yang siap tanam. "Kalau dirawat dengan baik insya Allah 90 persen bisa hidup," kata dia.
Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo mengatakan kawasan sabuk hijau ada sekitar 101 hektare mulai dari Pantai Tritis sampai Congot.
Selain pembuatan sabuk hijau, menurut dia, ke depan juga direncanakan pembuatan gumuk atau bukit pasir buatan di kawasan Bandara Internasional Yogyakarta sebagai sarana mitigasi tsunami.
"Gumuk itu kan kajiannya Angkasa Pura (AP) I dari sisi mitigasi," kata dia.
Baca juga: BNPB gandeng lintas sektor sederhanakan informasi bencana
Baca juga: Pemerintah rencanakan penanaman Pohon Pule sebagai penahan tsunami
Baca juga: BNPB minta pembangunan kawasan wisata perhatikan peta rawan bencana
Penanaman sabuk hijau secara simbolis dilakukan oleh Kepala BNPB Letjen Doni Monardo, Sekda DIY Gatot Saptadi, dan Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo.
"Kalau kita bisa membangun barier, kita membangun green belt, kita bisa membantu mengurangi ancaman tsunami," kata Doni.
Oleh karena itu, kata dia, dengan membangun sabuk hijau di tepi pantai di kawasan Bandara Internasional Yogyakarta diharapkan bandara baru itu bisa terlindungi dari ancaman tsunami.
"Tentunya kalau terlindungi apabila terjadi (tsunami) risiko korban semakin kecil dan kerusakan yang ditimbulkan semakin sedikit," kata dia.
Berdasarkan riset para ahli, menurut dia, tanaman sabuk hijau yang kuat mampu menahan gelombang tsunami hingga 88 persen. Meski demikian, tanaman itu akan efektif menghalau tsunami apabila usia tanaman sudah mencapai 5 hingga 10 tahun.
"Kalau sekarang apabila ada tsunami dan tingginya (gelombang) lebih dari 7 meter ya pasti ke dalam ya, tetapi kalau pohon ini sudah besar jangka waktu 5-10 tahun yang akan datang baru pohon-pohon ini efektif," kata dia.
Ia mengatakan, pembuatan sabuk hijau di tepi pantai perlu dilalukan mengingat di bagian selatan Pulau Jawa terdapat patahan dan sesar yang sepanjang waktu cukup aktif.
"Terakhir yang kita dengar pada 2010 di Pangandaran dan hampir sebagian besar bagian selatan Pulau Jawa pernah mengalami peristiwa tsunami ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu dan kemungkinan peristiwa-peristiwa ini akan berulang pada periode yang kita tidak tahu kapan akan terjadi," kata dia.
Saat ini, BPNB menyumbang 2.000 pohon untuk sabuk hijau pada tahap pertama yang terdiri atas 1.000 pohon cemara udang dan 1.000 pohon jenis pulai dengan ukuran yang siap tanam. "Kalau dirawat dengan baik insya Allah 90 persen bisa hidup," kata dia.
Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo mengatakan kawasan sabuk hijau ada sekitar 101 hektare mulai dari Pantai Tritis sampai Congot.
Selain pembuatan sabuk hijau, menurut dia, ke depan juga direncanakan pembuatan gumuk atau bukit pasir buatan di kawasan Bandara Internasional Yogyakarta sebagai sarana mitigasi tsunami.
"Gumuk itu kan kajiannya Angkasa Pura (AP) I dari sisi mitigasi," kata dia.
Baca juga: BNPB gandeng lintas sektor sederhanakan informasi bencana
Baca juga: Pemerintah rencanakan penanaman Pohon Pule sebagai penahan tsunami
Baca juga: BNPB minta pembangunan kawasan wisata perhatikan peta rawan bencana