Yogyakarta (ANTARA) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X meninjau pelaksanaan uji coba Malioboro semipedestrian dengan membebaskan kawasan itu dari lalu lalang kendaraan bermotor, Selasa sore.
Dalam peninjauan itu, Sultan berjalan kaki dari Kepatihan Yogyakarta hingga trotoar depan Gedung DPRD DIY. Dengan didampingi Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti dan jajaran pejabat Pemda DIY, Sultan sempat mengecek sejumlah fasilitas umum yang ada di sepanjang Jalan Malioboro.
"Kita masih melihat tadi kan masih ada ada (kendaraan bermotor) yang belok dan sebagainya bagi saya tidak masalah," kata Sultan.
Menurut Raja Keraton Yogyakarta ini, pengertian Malioboro ditutup bukan berarti sama sekali kendaraan tidak boleh masuk.
Dalam penerapan konsep semipedestrian, ada hal-hal khusus yang menurut dia perlu dipertimbangkan. Ia mencontohkan, bus yang membawa turis menuju Hotel Mutiara yang berlokasi di Jalan Malioboro agar tetap bisa melintas sekadar untuk menurunkan penumpang ke hotel itu.
"Kalau ada bis bawa turis mau menginap di (Hotel) Mutiara bisa masuk enggak. Kalau saya boleh, tetapi hanya ngedrop (penumpang) saja, karena tidak ada jalan alternatif. Kita punya ide tidak mungkin bisa menutup secara keseluruhan karena Hotel Mutiara kan sudah ada lebih dulu," kata Sultan.
Ia berharap penerapan konsep semipedestrian di Malioboro itu tidak disalahartikan sebagai upaya untuk mematikan hotel maupun para pedagang yang beroperasi di sepanjang kawasan itu. "Tidak ada sama sekali untuk pemahaman itu, memang perlu waktu," kata Sultan.
Uji coba Malioboro bebas kendaraan bermotor yang akan dilakukan setiap Selasa Wage telah dimulai dari pukul 06.00 WIB sampai pukul 21.00 WIB. Sejumlah pengunjung atau wisatwan tempak memanfaatkan kesempatan itu dengan berjalan santai di tengah jalan, bersepeda, berswafoto, hingga duduk-duduk di tepi Jalan Malioboro.
Warga Yogyakarta, Lia (40) mengaku senang dengan rencana penerapan semipedestrian Malioboro. Baginya, dengan membebaskan Malioboro dari kendaraan bermotor akan semakin bisa menikmati keindahan di kawasan itu.
"Hanya saja nanti nasib pedagang juga tetap diperhatikan dan tetap ada fasilitas transportasi dari ujung Jalan Malioboro," kata dia yang menyaksikan uji coba konsep semipedestrian itu.
Baca juga: Sultan ingatkan konsep Malioboro bebas kendaraan bermotor tidak "saklek"
Dalam peninjauan itu, Sultan berjalan kaki dari Kepatihan Yogyakarta hingga trotoar depan Gedung DPRD DIY. Dengan didampingi Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti dan jajaran pejabat Pemda DIY, Sultan sempat mengecek sejumlah fasilitas umum yang ada di sepanjang Jalan Malioboro.
"Kita masih melihat tadi kan masih ada ada (kendaraan bermotor) yang belok dan sebagainya bagi saya tidak masalah," kata Sultan.
Menurut Raja Keraton Yogyakarta ini, pengertian Malioboro ditutup bukan berarti sama sekali kendaraan tidak boleh masuk.
Dalam penerapan konsep semipedestrian, ada hal-hal khusus yang menurut dia perlu dipertimbangkan. Ia mencontohkan, bus yang membawa turis menuju Hotel Mutiara yang berlokasi di Jalan Malioboro agar tetap bisa melintas sekadar untuk menurunkan penumpang ke hotel itu.
"Kalau ada bis bawa turis mau menginap di (Hotel) Mutiara bisa masuk enggak. Kalau saya boleh, tetapi hanya ngedrop (penumpang) saja, karena tidak ada jalan alternatif. Kita punya ide tidak mungkin bisa menutup secara keseluruhan karena Hotel Mutiara kan sudah ada lebih dulu," kata Sultan.
Ia berharap penerapan konsep semipedestrian di Malioboro itu tidak disalahartikan sebagai upaya untuk mematikan hotel maupun para pedagang yang beroperasi di sepanjang kawasan itu. "Tidak ada sama sekali untuk pemahaman itu, memang perlu waktu," kata Sultan.
Uji coba Malioboro bebas kendaraan bermotor yang akan dilakukan setiap Selasa Wage telah dimulai dari pukul 06.00 WIB sampai pukul 21.00 WIB. Sejumlah pengunjung atau wisatwan tempak memanfaatkan kesempatan itu dengan berjalan santai di tengah jalan, bersepeda, berswafoto, hingga duduk-duduk di tepi Jalan Malioboro.
Warga Yogyakarta, Lia (40) mengaku senang dengan rencana penerapan semipedestrian Malioboro. Baginya, dengan membebaskan Malioboro dari kendaraan bermotor akan semakin bisa menikmati keindahan di kawasan itu.
"Hanya saja nanti nasib pedagang juga tetap diperhatikan dan tetap ada fasilitas transportasi dari ujung Jalan Malioboro," kata dia yang menyaksikan uji coba konsep semipedestrian itu.
Baca juga: Sultan ingatkan konsep Malioboro bebas kendaraan bermotor tidak "saklek"