Yogyakarta (ANTARA) - Pelaksanaan uji coba semipedestrian di Jalan Malioboro, Kota Yogyakarta, dengan melarang seluruh kendaraan bermotor melintas di ruas jalan tersebut menyisakan pekerjaan rumah, salah satunya beralihnya sebagian besar beban lalu lintas ke Jalan Letjen Suprapto.
“Dari beberapa kali uji coba penutupan Malioboro untuk kendaraan bermotor, sebagian besar volume kendaraan beralih ke Jalan Letjen Suprapto, terutama yang mengarah ke selatan,” kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta Agus Arif Nugroho di Yogyakarta, Selasa.
Akibatnya, lanjut dia, terjadi antrean kendaraan yang cukup panjang di ruas Jalan Letjen Suprapto yang kebetulan juga tidak terlalu lebar sehingga tidak bisa digunakan untuk dua lajur kendaraan.
Untuk mengantisipasi penumpukan volume kendaraan yang semakin panjang, Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta melakukan perubahan durasi lampu lalu lintas dengan menambah durasi lampu hijau di simpang empat Ngabean terutama yang mengarah ke selatan.
Durasi lampu hijau yang semula 35 detik ditambah menjadi 45 detik. “Penambahan tersebut sudah maksimal karena jika ditambah lebih lama lagi justru akan menimbulkan antrean di kaki simpang lain,” katanya.
Kepadatan arus lalu lintas di Jalan Letjen Suprapto selama Malioboro ditutup untuk kendaraan bermotor biasanya terjadi sore hari atau saat jam pulang sekolah dan jam pulang kerja.
“Oleh karenanya, untuk tahapan uji coba ke depan dimungkinkan diberlakukan rekayasa lalu lintas di ruas jalan tersebut yaitu menjadikannya jalan searah ke selatan dan Jalan Pembela Tanah Air (Peta) menjadi jalan searah ke timur,” katanya.
Uji coba jalan searah di Jalan Letjen Suprapto tersebut, lanjut Agus, juga menjadi bagian dari tahapan uji coba semipedestrian Malioboro secara keseluruhan dengan konsep manajemen lalu lintas berputar atau menjadikan Malioboro sebagai sebuah bundaran besar dan jalan di sekelilingnya yang semula merupakan jalan dua arah menjadi jalan searah.
Jalan Mataram dan Jalan Suryotomo akan dibuat searah ke utara, sedangkan Jalan Pasar Kembang dibuat searah ke barat. “Untuk Jalan Bhayangkara akan tetap diberlakukan searah ke utara hingga Jalan Gandekan Lor. Sebagai gantinya, perubahan arus searah justru akan diterapkan di Jalan Letjen Suprapto,” katanya.
Uji coba dengan konsep menjadikan Malioboro sebagai bundaran besar tersebut, lanjut Agus, harus dilakukan bertahap untuk mengetahui kecenderungan pergerakan arus lalu lintas secara lebih detail.
“Uji coba juga tidak hanya dilakukan bersamaan dengan agenda Selasa Wage tetapi juga akan dilakukan pada hari lainnya. Terakhir kali uji coba dilakukan pada Jumat. Ke depan, akan dilakukan di hari lain bahkan saat Sabtu atau Minggu,” katanya.
Pada uji coba yang digelar bersamaan dengan agenda Selasa Wage, 18 Februari, diberlakukan sedikit perubahan manajemen lalu lintas yaitu menjadikan seluruh sirip jalan di sepanjang Jalan Malioboro sebagai jalan dua arah.