Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memastikan sapi atau domba yang akan menjadi hewan kurban bebas dari penyakit berbahaya seperti antraks maupun penyakit zoonosis (menular pada manusia) lainnya.

"Berdasarkan hasil pemantauan sejak 5 Agustus kemarin aman. Hewan kurban di DIY bebas dari penyakit zoonosis," kata Kepala Seksi Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian (Distan) DIY Anung Endah Suwasti di Yogyakarta, Selasa.

Menurut Anung, pemantauan hewan kurban baik sapi maupun domba akan dilakukan Distan DIY bersama pemerintah kabupaten/kota hingga 9 Agustus 2019. Selain memeriksa kesehatan hewan, petugas juga memastikan apakah sapi atau domba sudah cukup umur atau powel untuk disembelih sebagai hewan kurban atau belum.

Sementara itu, ia juga memastikan sapi maupun domba yang bersal dari kawasan endemik antraks di Gunung Kidul aman untuk digunakan sebagai hewan kurban. Adapun Bejiharjo sebagai desa tempat ditemukannya sapi positif antraks di kabupaten itu telah dilokalisasi sehingga tidak ada sapi yang masuk maupun keluar dari desa itu.

"Daerah Bejiharjo sudah terlokalisir, tidak boleh keluar maupun masuk. Untuk (daerah) yang lainnya tidak ada masalah," kata dia.

Kandati sapi di DIY dipastikan aman dari penyakit, menurut dia, masih ada kemungkinan penyakit dibawa oleh sapi yang berasal dari luar DIY. Oleh sebab itu, ia meminta seluruh pedagang sapi maupun domba menyertakan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) saat menjual ternaknya di DIY.

"Mereka yang mengambil dari luar daerah harus ada SKKH karena kita bisa memonitor ya dari SKKH," kata dia.

Baca juga: Gunung Kidul izinkan ternak di wilayah antraks dijual keluar

Pewarta : Luqman Hakim
Editor : Eka Arifa
Copyright © ANTARA 2024