Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan bahwa pemerintah bisa saja melebarkan defisit jika kondisi perekonomian di dalam negeri semakin terpuruk karena banyaknya anggaran yang diperlukan untuk penanganan pandemi COVID-19.
Kemungkinan pelebaran defisit itu disampaikan Wapres Ma'ruf Amin saat melakukan dialog dengan perwakilan peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) 60 dan 61 Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) di Jakarta, Kamis.
"Bila pemburukan (ekonomi) semakin dalam, kebutuhan untuk menjalankan program di atas (penanganan COVID-19) butuh biaya lebih besar lagi. Walaupun kita tidak berharap lebih buruk, tapi sangat mungkin itu terjadi, maka pemerintah akan melebarkan defisit jika dibutuhkan," kata Wapres.
Ma'ruf mengatakan alasan pemerintah bisa memperbesar defisit tersebut karena saat ini risiko utang luar negeri belum mencapai titik yang membahayakan. Pemerintah juga yakin masalah perekonomian dapat ditangani selama ada kerja sama yang baik antarlembaga terkait.
"Selain itu, dengan melakukan kerja sama yang baik dengan bank sentral atau Bank Indonesia, Pemerintah meyakini dapat menangani permasalahan keterpurukan ekonomi sekarang ini. Pemerintah masih optimistis," tambahnya.
Kondisi perekonomian saat ini bergantung pada penanganan pandemi COVID-19 di dalam negeri, kata Ma'ruf. Pemerintah pun telah mengantisipasi kondisi tersebut dengan mengalokasikan anggaran yang cukup untuk sektor kesehatan.
"Pemerintah sudah melakukan antisipasi jika terjadi perburukan yang lebih dalam, dengan dasar penanganan COVID-19 jadi kunci. Pemerintah menyediakan anggaran cukup untuk sektor kesehatan agar penanganan pandemi ini dapat dilaksanakan," ujarnya.
Dengan anggaran kesehatan tersebut, Wapres berharap program pemerintah untuk penanganan COVID-19 dapat berjalan baik dengan dukungan dari seluruh elemen masyarakat.
Wapres: Pemerintah akan melebarkan defisit jika diperlukan
Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin. ANTARA/wapres.go.id/pri. (ANTARA/wapres.go.id)