Kulon Progo (ANTARA) - Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Kulon Progo akan melakukan tes usap terhadap siswa Sekolah Menengah Pertama secara acak untuk memastikan bahwa pembelajaran tatap muka berjalan lancar dan aman tanpa menimbulkan klaster penyebaran COVID-19.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kulon Progo Baning Rahayujati di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu, mengatakan capaian vaksinasi pelajar tingkat SMP di atas 85 persen, sehingga sekolah diperbolehkan menyelenggarakan pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas.
"Untuk mendukung pelaksanaan PTM, kami akan melakukan tes usap secara acak untuk tingkat SMP. Rencananya, kegiatan tes usap baru akan dikoordinasikan dengan petugas kesehatan dan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) dalam minggu ini," katanya.
Ia mengharapkan tes usap memberikan rasa aman kepada orang tua siswa, bahwa PTM berjalan memenuhi standar operasional dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
"Kami hanya meminta pihak sekolah dan Satgas COVID-19 tingkat sekolah melaksanakan protokol kesehatan secara ketat dan disiplin," katanya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kulon Progo Rina Nuryati menyampaikan untuk pengambilan sampel menyasar 10 persen siswa dan tenaga pendidik yang sekolahnya sudah menggelar PTM.
Artinya, katanya, bisa dilakukan kepada 30 siswa atau tiga pendidik dengan jumlah siswa yang berjumlah 300 orang.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kulon Progo Arif Prastowo mengatakan tes usap secara acak untuk memastikan PTM berjalan aman bagi siswa maupun guru di wilayah itu.
Nantinya, kata dia, prioritas pengambilan sampel usap acak tersebut akan menyasar sekolah-sekolah di wilayah perkotaan mengingat jumlah siswa di perkotaan jauh lebih banyak dibandingkan dengan kawasan pinggiran.
Tercatat total sudah 65 sekolah atau seluruh SMP di Kulon Pprogo menggelar PTM. Untuk jenjang SD sudah ada sekitar 300-an sekolah menggelar PTM dari total 337 sekolah.
"Pengambilan sampel ini perlu dilakukan untuk memastikan PTM berjalan lancar dan sesuai protokol kesehatan. Untuk SMP sudah semuanya PTM dan SD sudah 300-an," kata Arif.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kulon Progo Baning Rahayujati di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu, mengatakan capaian vaksinasi pelajar tingkat SMP di atas 85 persen, sehingga sekolah diperbolehkan menyelenggarakan pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas.
"Untuk mendukung pelaksanaan PTM, kami akan melakukan tes usap secara acak untuk tingkat SMP. Rencananya, kegiatan tes usap baru akan dikoordinasikan dengan petugas kesehatan dan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) dalam minggu ini," katanya.
Ia mengharapkan tes usap memberikan rasa aman kepada orang tua siswa, bahwa PTM berjalan memenuhi standar operasional dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
"Kami hanya meminta pihak sekolah dan Satgas COVID-19 tingkat sekolah melaksanakan protokol kesehatan secara ketat dan disiplin," katanya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kulon Progo Rina Nuryati menyampaikan untuk pengambilan sampel menyasar 10 persen siswa dan tenaga pendidik yang sekolahnya sudah menggelar PTM.
Artinya, katanya, bisa dilakukan kepada 30 siswa atau tiga pendidik dengan jumlah siswa yang berjumlah 300 orang.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kulon Progo Arif Prastowo mengatakan tes usap secara acak untuk memastikan PTM berjalan aman bagi siswa maupun guru di wilayah itu.
Nantinya, kata dia, prioritas pengambilan sampel usap acak tersebut akan menyasar sekolah-sekolah di wilayah perkotaan mengingat jumlah siswa di perkotaan jauh lebih banyak dibandingkan dengan kawasan pinggiran.
Tercatat total sudah 65 sekolah atau seluruh SMP di Kulon Pprogo menggelar PTM. Untuk jenjang SD sudah ada sekitar 300-an sekolah menggelar PTM dari total 337 sekolah.
"Pengambilan sampel ini perlu dilakukan untuk memastikan PTM berjalan lancar dan sesuai protokol kesehatan. Untuk SMP sudah semuanya PTM dan SD sudah 300-an," kata Arif.