Kulon Progo (ANTARA) - Jalan menuju Objek Wisata Kedung Pedut di Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, tertutup material longsor dan pohon tumbang akibat hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah itu.

Koordinator Tim Reaksi Cepat (TRC) Girimulyo Sutikno di Kulon Progo, Senin, mengatakan saat ini hujan dengan intensitas sedang masih mengguyur wilayah Girimulyo, sehingga material longsor masih bergerak dan petugas belum bisa melakukan pembersihan material.

"Saat ini, kami belum bisa melakukan tindakan, menunggu hujan reda karena sangat berisiko bila langsung dilakukan pembersihan. Longsoran tanah masih bergerak," kata Sutikno.



Ia mengatakan akses Jalan Kembang itu juga menghubungkan masyarakat Jatimulyo ke Pengasih dan Wates. Selain itu, akses jalan tersebut merupakan akses utama masyarakat yang akan bekerja ke Wates. Sebagian pelajar SD sampai SMA juga harus melalui jalan itu ketika menuju sekolah.

Saat ini, petugas TRC sedang menuju ke lokasi untuk mengalihkan kendaraan yang akan lewat, baik yang akan naik maupun yang turun. Dengan kondisi seperti saat ini, pengendara kendaraan atau pejalan kaki harus memutar balik.



"Masyarakat harus menempuh tiga kali lipat dengan tertutupnya akses Jalan Kembang di bawah Objek Wisata Kedung Pedut ini, baik melalui Sermo atau pun Nanggrung," katanya.

Lebih lanjut, Sutikno mengimbau kepada masyarakat yang berada di daerah yang potensi longsor untuk mengungsi bila terjadi hujan deras dengan intensitas tinggi. Hal ini untuk menghindar dari potensi bencana tanah longsor dan dampaknya.



"Di sekitar lokasi tanah longsor tidak ada perumahan, namun demikian kami mengimbau masyarakat tetap waspada," imbaunya.

Sebelumnya, Kepala Pelaksana BPBD Kulon Progo Joko Satyo Agus Nahrowi mengatakan di wilayah ini pada musim hujan ada beberapa potensi bencana, mulai dari tanah longsor, banjir dan pohon tumbang.



Ia mengatakan berdasarkan hasil pemetaan, wilayah yang berpotensi terjadi bencana tanah longsor ada di Kecamatan Kokap, Girimulyo, Samigaluh, Kalibawang, sebagian Pengasih, dan sebagian Nanggulan.

Selanjutnya, wilayah yang berpotensi terjadi bencana banjir meliputi Temon, Wates, Panjatan, Galur, Lendah, dan Sentolo. Wates, dan Panjatan karena adanya potensi luapan Sungai Serang, sedangkan Temon ada Sungai Bogowonto.

"Hal-hal yang perlu dipersiapkan kaitannya dengan peralatan yang dibutuhkan sudah ada. Kemudian, melakukan perbaikan jalur evakuasi untuk mempermudah evakuasi bila terjadi bencana banjir dan tanah longsor," katanya.
 

Pewarta : Sutarmi
Editor : Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024