Yogyakarta (ANTARA) - PT Integrasi Aviation Solusi atau InJourney Aviation Services (IAS) menyelenggarakan IAS Terampil Batch 2 bagi warga di lingkungan Bandara Internasional Yogyakarta, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, dalam membangun sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing.
Direktur Human Capital InJourney Aviation Sebuces Israwadi di Kulon Progo, Senin, mengatakan program ini merupakan kelanjutan dari IAS Terampil Batch 1 yang sebelumnya sukses diselenggarakan di Batam, serta menjadi bagian dari strategi berkelanjutan perusahaan dalam mendukung peningkatan kualitas layanan kebandarudaraan nasional.
"IAS terampil dirancang sebagai program pengembangan kompetensi yang berorientasi pada kebutuhan operasional dan standar industri aviasi. Batch 2 ini, IAS memfokuskan pelatihan pada Basic Facility Care, yang mencakup pemahaman menyeluruh mengenai perawatan fasilitas, penerapan standar operasional prosedur, aspek keselamatan dan kesehatan kerja (K3), serta prinsip pemeliharaan fasilitas yang efektif, efisien, dan berkelanjutan," kata Israwadi.
Ia mengatakan Melalui pendekatan tersebut, IAS berupaya memastikan kesiapan tenaga kerja dalam mendukung operasional bandara yang andal dan berorientasi pada kualitas layanan. Kesinambungan pelaksanaan program IAS terampil mencerminkan komitmen perusahaan dalam melakukan investasi jangka panjang pada pengembangan kapabilitas SDM.
“Keberhasilan penyelenggaraan IAS Terampil Batch 1 di Batam menjadi Landasan kuat bagi kami untuk melanjutkan dan memperluas program ini," katanya.
Dia mengatakan program Batch 2 di Yogyakarta dengan fokus pada pelatihan Basic Facility Care, IAS berupaya mencetak sumber daya manusia yang tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga memiliki pemahaman mendalam terhadap standar layanan dan budaya keselamatan di lingkungan kebandarudaraan.
Selama pelaksanaan program, peserta mengikuti rangkaian kegiatan pelatihan yang terstruktur dan berkesinambungan. Kegiatan tersebut meliputi pemaparan materi secara mendalam, diskusi interaktif, studi kasus berbasis praktik terbaik di lingkungan kebandarudaraan, serta sesi praktik.
"Melalui penyelenggaraan IAS Terampil Batch 2 ini, IAS berharap dapat terus mencetak tenaga kerja yang memiliki integritas, etos kerja tinggi, serta orientasi kuat pada mutu dan keselamatan layanan. Ke depan, IAS akan secara konsisten mengembangkan berbagai program pelatihan dan peningkatan kapasitas SDM sebagai bagian dari komitmen perusahaan dalam mendukung transformasi layanan kebandarudaraan serta dalam rangka membantu pemerintah untuk membuka kesempatan kerja untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di industri aviasi nasional," katanya.
Plt Direktur SDM Angkasa Pura Support Ricko Respati mengatakan kegiatan IAS Batch 2 digelar selama lima hari yang meliputi teknis, sikap, dan standar layanan. Pelatihan dimulai dengan pembekalan materi teknis intensif selama kurang lebih 2 hingga 3 hari, yang mencakup teknik facility care, pengembangan soft skill.
"Di sini kita tidak hanya serta-merta mengajarkan secara teknikal, tetapi kita bekali juga peserta dengan yang namanya soft skill," katanya.
Ia mengatakan aspek penting dari program ini adalah standarisasi kompetensi. Di akhir pelatihan, peserta akan mengikuti ujian kompetensi, dan sertifikat yang didapatkan akan dikeluarkan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
"Program yang kita lakukan ini sangat memberikan nilai tambah bagi peserta," ucapnya.
Ricko menjelaskan, secara formal tidak ada jaminan peserta akan langsung bekerja di Bandara. Namun, ia menekankan bahwa kepemilikan sertifikat kompetensi ini menjadi nilai plus yang signifikan. Ketika peserta sudah memiliki sertifikat kompetensi untuk facility care, dan nanti apply untuk posisi di facility care di kami, yang pasti sudah ada satu nilai plus, yaitu telah tersertifikasi.
"Pembekalan soft skill ini sangat krusial, sebab IAS Group telah memiliki standar layanan hospitality yang merupakan turunan dari InJourney Group, memastikan semua lulusan memiliki standar layanan yang terintegrasi," katanya.
