Jakarta (ANTARA) - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi melepas kontainer ekspor perdana produk high fat desiccated coconut, atau kelapa parut kering, produksi PT Sasa Inti ke Bulgaria, yang dilakukan di PT Sasa Inti, Cikarang, Jawa Barat.

“Pelepasan kontainer ekspor perdana kelapa parut kering Sasa ke Bulgaria hari ini menjadi suatu kebanggaan karena merupakan bentuk terobosan pelaku usaha Indonesia untuk menembus pasar nontradisional. Memperkenalkan kelapa parut kering ke pasar internasional membutuhkan waktu dan tenaga, tetapi ternyata berhasil dilakukan di Bulgaria," kata Mendag lewat keterangannya di Jakarta, Sabtu.

Mendag mengatakan, berbagai upaya terobosan perlu ditempuh untuk menembus pasar nontradisional seperti Bulgaria.

Lutfi melepas ekspor produk kelapa parut kering tersebut bersama Duta Besar RI untuk Bulgaria, Albania, dan Makedonia Utara Iwan Bogananta dan Presiden Direktur PT Rodamas Inti Internasional Hadi Santoso sebagai perwakilan PT Sasa Inti.

"Kami harap perwakilan RI di Bulgaria akan terus membuka pasar Bulgaria bagi produk-produk Indonesia lainnya,” katanya.

Ekspor kelapa parut kering itu merupakan kerja sama antara PT Sasa Inti dari Indonesia dan P.I.C.Co dari Bulgaria yang diestimasi memiliki nilai potensial 1,5 juta dolar AS hingga akhir 2022 dengan estimasi volume 600–1.000 ton.

 Ekspor kelapa parut kering itu turut menjadi upaya bersama mempopulerkan Indonesia spice up the world, atau misi mempopulerkan bumbu masak dan kuliner Indonesia.

Pada 2021, ekspor kelapa parut kering Indonesia ke Bulgaria mencapai nilai 198 ribu dolar AS. Indonesia berada di urutan ketiga eksportir kelapa parut kering ke Bulgaria.

Negara pesaing dari ASEAN untuk produk sejenis di pasar Bulgaria adalah Singapura di urutan kedua dan Malaysia di urutan kelima. Sementara itu, di periode yang sama, ekspor kelapa parut kering Indonesia ke dunia mencapai 234,67 juta dolar AS.

Lima negara tujuan ekspor terbesar kelapa parut kering Indonesia adalah Jerman, Rusia, Singapura, Belanda, dan Mesir.

Dalam pelepasan ekspor kali ini, turut hadir Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan Didi Sumedi, dan Partnership Bella group Bulgaria serta Komisaris PT Rodamas Franky Sibarani.

Mendag Lutfi menambahkan, keberhasilan ekspor perdana kelapa parut kering tidak lepas dari kerja keras Kedutaan Besar RI di Sofia, Bulgaria.

“Pemerintah Indonesia sangat mengapresiasi dan berterima kasih atas apa yang telah dilakukan Duta Besar RI di Bulgaria dalam membuka pasar produk-produk Indonesia di pasar Bulgaria,” ujar Mendag Lutfi.

Sementara itu, Dirjen PEN Kemendag Didi Sumedi juga mengapresiasi upaya perusahaan. Ia juga berkomitmen untuk mendorong berbagai upaya peningkatan ekspor melalui sinergisitas dengan berbagai pihak, termasuk dengan perwakilan Indonesia di luar negeri serta pelaku usaha.

“Saya meyakini PT Rodamas Inti Internasional dapat menjadi pelopor bagi terbukanya pasar ekspor produk kelapa parut kering secara khusus, serta untuk seluruh produk bumbu dan rempah Indonesia secara umum,” ujarnya.

Dia menyatakan, Kemendag terus berkomitmen untuk bersinergi dengan seluruh pemangku kepentingan, termasuk melalui perwakilan perdagangan yang tersebar di berbagai negara, untuk mempromosikan bumbu dan rempah Indonesia.

Indonesia menjalin hubungan dagang yang cukup stabil dengan Bulgaria. Hal tersebut ditunjukkan dengan kinerja ekspor yang cukup gemilang bagi produk-produk Indonesia yang diekspor ke Bulgaria. Kinerja ekspor nonmigas Indonesia ke Bulgaria adalah sebesar 39,78 juta dolar AS pada 2021. Nilai tersebut cukup tinggi mengingat masih adanya pandemi COVID-19.

Produk utama yang diekspor Indonesia ke Bulgaria antara lain produk karet sebesar 9,81 juta dolar AS, suku cadang elektronik 4,76 juta dolar AS, minyak nabati 3,20 juta dolar AS, asam amino 1,99 juta dolar AS, dan timah 1,60 juta dolar AS.


 


Pewarta : Sella Panduarsa Gareta
Editor : Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2024