Jakarta (ANTARA) - Perusahaan rintisan teknologi imersif Aruvana dari Yogyakarta bekerjasama mengembangkan produk terapi pasca stroke, VINERA (Virtual Neuro Engineering and Restoration) bersama PT Medika Brain Sejahtera untuk membantu terapi pasien stroke dengan menggunakan Virtual Reality (VR).
VINERA diklaim sebagai aplikasi berbasis teknologi VR pertama di Indonesia yang hadir untuk membantu pelatihan “home therapy” bagi penderita stroke.
VINERA dilengkapi dengan sistem gamifikasi sehingga pasien dapat melakukan latihan terapi secara mandiri tanpa bantuan profesional dan berulang dengan cara yang lebih menyenangkan.
Pasien akan menjalankan serangkaian skenario latihan dengan berorientasi tugas yang dibalut dengan pendekatan game. Selanjutnya hasil latihan akan dipantau oleh terapis melalui jarak jauh secara teratur. Menggunakan teknologi VR, terapi pasien bisa berjalan lebih intens dan efektif dibanding terapi konvensional.
Mengutip data Kementerian Kesehatan RI, penyakit stroke merupakan penyebab kematian kedua tertinggi di dunia dan menjadi penyebab kematian nomor satu dengan pembiayaan kesehatan yang paling mahal di Indonesia.
Pada 2018, prevalensi stroke di Indonesia secara nasional sudah mencapai 10,9 per mil. Dengan angka prevalensi ini, prevalensi stroke tertinggi jatuh pada Kalimantan Timur yakni 14,7 per mil, sementara yang terendah berada di Provinsi Papua sebesar 4,1 per mil.
CEO Aruvana Indra Haryadi mengatakan dalam keterangan resmi, Kamis, “Kami percaya bahwa teknologi harus memberikan nilai bagi masyarakat."
Kolaborasi ini, lanjut dia, menunjukkan teknologi VR terus berkembang dan tidak mengenal batasan, juga bermanfaat bagi pasien pasca stroke.
Perbaikan sistem saraf yang rusak baik secara fungsional maupun patologik di tangan pascastroke atau hand neurorestoration post-stroke adalah langkah pertama untuk membuat inovasi dan pelatihan terapi menjadi lebih terjangkau, menarik, dan menyenangkan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Teknologi VR untuk bantu terapi pasien stroke
VINERA diklaim sebagai aplikasi berbasis teknologi VR pertama di Indonesia yang hadir untuk membantu pelatihan “home therapy” bagi penderita stroke.
VINERA dilengkapi dengan sistem gamifikasi sehingga pasien dapat melakukan latihan terapi secara mandiri tanpa bantuan profesional dan berulang dengan cara yang lebih menyenangkan.
Pasien akan menjalankan serangkaian skenario latihan dengan berorientasi tugas yang dibalut dengan pendekatan game. Selanjutnya hasil latihan akan dipantau oleh terapis melalui jarak jauh secara teratur. Menggunakan teknologi VR, terapi pasien bisa berjalan lebih intens dan efektif dibanding terapi konvensional.
Mengutip data Kementerian Kesehatan RI, penyakit stroke merupakan penyebab kematian kedua tertinggi di dunia dan menjadi penyebab kematian nomor satu dengan pembiayaan kesehatan yang paling mahal di Indonesia.
Pada 2018, prevalensi stroke di Indonesia secara nasional sudah mencapai 10,9 per mil. Dengan angka prevalensi ini, prevalensi stroke tertinggi jatuh pada Kalimantan Timur yakni 14,7 per mil, sementara yang terendah berada di Provinsi Papua sebesar 4,1 per mil.
CEO Aruvana Indra Haryadi mengatakan dalam keterangan resmi, Kamis, “Kami percaya bahwa teknologi harus memberikan nilai bagi masyarakat."
Kolaborasi ini, lanjut dia, menunjukkan teknologi VR terus berkembang dan tidak mengenal batasan, juga bermanfaat bagi pasien pasca stroke.
Perbaikan sistem saraf yang rusak baik secara fungsional maupun patologik di tangan pascastroke atau hand neurorestoration post-stroke adalah langkah pertama untuk membuat inovasi dan pelatihan terapi menjadi lebih terjangkau, menarik, dan menyenangkan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Teknologi VR untuk bantu terapi pasien stroke