Jakarta (ANTARA) -
"Menurut saya dari semua partai politik, hanya PDIP yang menunjukkan muruah sebagai partai modern tapi tidak meninggalkan ideologi sebagai partai kerakyatan," kata Ari kepada wartawan di Jakarta, Rabu.
Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama Ari Junaedi mengatakan PDI Perjuangan yang selama 10 tahun belakangan ini bertransformasi menjadi partai modern tidak meninggalkan ideologi atau khittah sebagai partai 'wong cilik'.
"Menurut saya dari semua partai politik, hanya PDIP yang menunjukkan muruah sebagai partai modern tapi tidak meninggalkan ideologi sebagai partai kerakyatan," kata Ari kepada wartawan di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, menjadi partai modern bukan "ujuk-ujuk' dilakukan, namun melalui jalan panjang partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri dan sudah teruji sejak melawan rezim otoriter Orde Baru sampai menjadi oposisi pascareformasi.
Ia menilai perpolitikan di Tanah Air menjadi berwarna sejak PDIP berada di pemerintahan dan menempatkan banyak kader memimpin eksekutif dan legislatif.
Terbukti, PDIP bertindak ketika si lemah mendapatkan tekanan dari kelompok-kelompok esktremis dan berusaha mengganti ideologi Pancasila, papar dia.
"PDIP tidak boleh di luar pemerintahan. Apalagi semangatnya 'hattrick', tidak hanya 'hattrick' tapi seterusnya. Saya tidak bisa membayangkan di republik ini tidak ada PDIP. Bagaimana tindakan intoleransi, antikebinekaan, tidak ada menjadi pelawan atau pembela Pancasila, dan NKRI. Menurut saya eksistensi PDIP tidak boleh berhenti," ujar dosen di Universitas Indonesia (UI) itu.
Hal lain yang menjadi catatan, katanya, adalah bagaimana PDI Perjuangan tidak terjebak pada pragmatisme politik yang hanya sibuk ketika Pemilu 2024 mau digelar.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pengamat: PDIP sebagai partai modern tak tinggalkan ideologi