Bantul (ANTARA) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan syawalan atau kegiatan maaf memaafkan antarsesama yang dilakukan pada bulan Syawal harus dimaknai sebagai momentum pemersatu lewat silaturahim.
"Syawalan hari ini harus kita maknai juga sebagai momentum pemersatu lewat silaturahmi, hakikatnya adalah adanya kelapangan dada untuk melepas rasa dendam, menciptakan suasana yang kondusif membangun sesuatu yang baik bagi agama, bangsa dan negara," katanya pada acara Syawalan 2024 di Bantul, Jumat.
Ia mengatakan syawalan setelah melakukan ibadah puasa selama sebulan penuh juga tidak hanya tentang kegembiraan dan kemenangan, namun juga momentum merefleksikan nilai-nilai luhur, yakni saling memaafkan.
"Harapannya dengan saling memaafkan kita tidak hanya meraih ketenangan dalam diri, tetapi juga mempererat ikatan kebersamaan dan memperkuat jalinan persaudaraan," kata.
Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat ini juga mengatakan puasa pada bulan suci Ramadan 1445 Hijriah yang telah dijalankan umat Islam tidak saja ibadah yang memiliki spiritual, tetapi ritual keagamaan yang mendidik kepekaan sosial agar memiliki empati yang tinggi.
"Kemenangan yang sesungguhnya adalah ketika kita mampu melanjutkan untuk mengamalkan nilai nilai kebaikan dengan tujuan menciptakan kehidupan masyarakat yang lebih baik," katanya.
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih usai syawalan mengatakan kegiatan yang dihadiri Gubernur dan Wakil Gubernur DIY beserta jajarannya semakin mempererat dan menyinergikan antara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul dan Pemda DIY.
"Dan ada pesan-pesan yang sangat berharga. Apa itu, tadi Ngarso Dalem (Gubernur DIY) menyampaikan salah satunya bahwa ASN, pegawai negeri itu bukanlah pekerja kantoran, namun adalah insan peradaban yang sarat dengan empati," katanya.
Gubernur DIY: Syawalan momentum pemersatu melalui silaturahim
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X memberikan sambutan pada Syawalan Bersama Gubernur dan Wakil Gubernur di Kabupaten Bantul, Jumat (3/5/2024). (ANTARA/Hery Sidik)