Yogyakarta (ANTARA) - Sekolah Kesatuan Bangsa (SKB) terus mendorong para peserta didiknya memiliki ketertarikan berkarir di akademisi dan salah satu upaya yang dilakukan dengan menghadirkan para profesor dan dosen dari berbagai universitas ternama di Yogyakarta untuk memberikan wawasan baru kepada para siswa.

Kegiatan yang dikemas dalam dialog pendidikan Ramadhan Cendekia: Membangun Generasi Akademisi Unggul yang dilakukan sebelum acara buka puasa bersama di sebuah resort di Yogyakarta, Senin (17/3) tersebut menghadirkan sejumlah profesor dan dosen dari kampus UGM, UNY, dan UIN.

"Profesi akademisi masih sering dipandang sebelah mata oleh banyak siswa. Kebanyakan lulusan sekolah dan perguruan tinggi lebih memilih industri sebagai jalur karier utama, namun Sekolah Kesatuan Bangsa berupaya mengubah paradigma tersebut," kata School Director SKB Vezir Ashyrepesov di sela kegiatan.

Vezir menjelaskan bahwa selama ini siswa-siswa berprestasi di sekolah, terutama yang tergabung dalam Olympus Club, kelompok siswa peraih medali olimpiade lebih banyak memilih jurusan kedokteran dan teknik sebagai masa depan mereka. 

Padahal, menurutnya, akademisi juga merupakan jalur karier yang tidak kalah penting dalam membangun ilmu pengetahuan dan masa depan bangsa. Apalagi dengan menjadi akademisi yang unggul, justru bisa melahirkan para generasi bangsa yang unggul pula.

Baca juga: Ketua Komisi A DPRD DIY dorong transparansi data pendidikan ditingkatkan

Baca juga: Wabup: Anak dari KK miskin di Sleman harus dapat akses pendidikan

“Kami ingin membangun generasi akademisi unggul dan mencetak pakar-pakar di berbagai bidang. Oleh karena itu, kami mengundang profesor dari UGM, UNY, dan UIN untuk berbagi pengalaman dan memberikan inspirasi kepada para siswa tentang bagaimana menjadi akademisi,” kata Vezir.

Inisiatif tersebut merupakan yang pertama kali dilakukan di sekolah tersebut dan diharapkan dapat diperluas tidak hanya untuk anggota Olympus Club, tetapi juga bagi seluruh siswa di Sekolah Kesatuan Bangsa. Bahkan, dalam jangka panjang, kegiatan ini direncanakan untuk melibatkan sekolah-sekolah lain agar semakin banyak siswa yang memiliki minat dan pemahaman lebih tentang dunia akademisi.

Kepala SKB Nur Wijayanto menambahkan dengan kegiatan tersebut diharapkan para siswa mendapatkan masukan positif terutama dalam mengarahkan cita-cita ke depan. 

Apalagi, lanjut Anto, pendidikan yang baik hanya bisa terwujud jika akademisinya adalah orang-orang terbaik dan pilihan. 

Program tersebut, tambah Anto, diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam menciptakan ekosistem akademik yang lebih kuat serta mendorong lebih banyak generasi muda untuk terjun ke dunia penelitian dan pengajaran.

Baca juga: Wabup Bantul: Pendidikan karakter dibutuhkan untuk hadapi Indonesia Emas 2045
 

Sejumlah profesor yang hadir dan berbagi perjalanannya menjadi akademisi antara lain Prof Asri Widowati, Prof Sugeng Sapto Surjono, dan Prof Kuwat Triyana. Ketiga berbagi pengalaman dari awal kuliah sampai kemudian bisa menjadi akademisi.

"Cita-cita saya menjadi dokter, tetapi dengan gagal sebagai dokter, Allah menunjukkan bahwa saya lebih hebat dari seorang dokter, karena saya yang justru mengajar para dokter," kata Prof Asri Widowati yang mengajak seluruh siswa agar terus menanamkan cara berfikir yang positif. 

Prof Asri mengajak para siswa untuk terus belajar sebagai sebuah kebutuhan, dimana dan kapan saja. Apalagi belajar merupakan bagian dari pengabdian kepada Allah SWT.

"Teruslah berusaha menjadi mutiara dengan menjadi baik, karena mutiara akan tetap menjadi mutiara meskipun berada dalam kubangan lumpur," pesan Prof Asri Widowati.

Prof Sugeng Sapto Surjono dan Prof Kuwat Triyana juga berbagi motivasi banyaknya nilai positif yang didapatkan dengan menjadi dosen, apalagi ada banyak peluang untuk terus mengembangkan diri, mendidik, melakukan penelitian,dan pengabdian kepada masyarakat. 

Baca juga: Bapak/ibu guru, Ini link yang harus diketahui untuk PPG Daljab 2025

Baca juga: BOP RA dan BOS Madrasah, Kemenag targetkan cair sebelum Lebaran, terus cek jadwal
 


Pewarta : N008
Editor : Nur Istibsaroh
Copyright © ANTARA 2025