Yogyakarta (ANTARA) - Seorang gadis tampak duduk di ranjang rumah sakit, wajahnya pucat dengan tangan bagian kirinya masih terhubung dengan selang infus. Namanya Fenny Widyatno (19), seorang perantau dari Palembang yang baru tujuh bulan mengadu nasib di Yogyakarta.

Hari itu, ia dirawat di sebuah Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) di Sleman, karena mengalami diare dan vertigo. Bukan pertama kali ia harus terbaring di rumah sakit sejak tinggal di kota ini. 

“Ini yang kedua kalinya saya masuk rumah sakit di Jogja. Sebelumnya Bulan April karena vertigo juga,” kata Fenny saat ditemui Selasa (29/07).

Di balik kondisinya yang sedang tidak baik-baik saja, Fanny masih merasa beruntung, karena tidak perlu mengkhawatirkan soal biaya rumah sakit.

Sebagai peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), seluruh layanan yang ia terima sejak masuk rumah sakit hingga kontrol ditanggung penuh oleh Program JKN. Kartu JKN yang ia bawa dari kampung halaman, tetap bisa digunakan di Jogja.

“Awalnya sempat takut. Saya kira kartu JKN saya tidak bisa dipakai di sini karena saya dari luar Jawa. Tapi ternyata bisa. Pelayanan yang diberikan juga bagus, sama aja kayak pasien umum yang bayar sendiri, tidak ada perbedaan,” kata Fenny sambil tersenyum.

Baca juga: Program JKN jaga semangat hidup Abel Fauzan

Fenny mengaku tidak merasakan adanya diskriminasi layanan saat menggunakan jaminan dari BPJS Kesehatan. Bahkan, saat pertama kali masuk ke rumah sakit, kondisi tubuhnya sudah sangat lemah dan membutuhkan penanganan cepat. 

Pihak rumah sakit langsung mencarikan ruang perawatan, memberi tindakan medis awal, serta melakukan observasi secara intensif.

“Dari awal masuk sudah langsung ditangani. Fisik saya lemas dan pusing. Tapi perawat dan dokternya langsung gercep (gerak cepat),” ceritanya.
Menurutnya dokter dan perawat juga tetap memberikan edukasi kesehatan dengan penuh perhatian.  

“Dijelasin soal kondisi saya, apa penyebabnya, dan apa yang harus saya lakukan biar tidak kambuh lagi. Itu penting banget sih, apalagi saya jauh dari keluarga, jadi harus paham sendiri soal kondisi tubuh," katanya.

Baca juga: Program JKN Bantu Supriyadi bertahan

Ketika ditanya bagaimana jika ia tidak memiliki JKN, Fenny terdiam sejenak. Kemudian ia menjawab pelan. 

“Saya tidak tahu harus gimana tanpa ada JKN. Bayarnya pasti mahal. Saya kerja, tapi tidak mungkin bisa langsung bayar semua biaya rumah sakit, obat-obatan, dan kontrol lanjutan. Berat banget kalau tidak ada JKN

Fenny menjelaskan bahwa seluruh proses pengobatan yang ia jalani mulai dari pemeriksaan awal, rawat inap, pemberian obat, hingga edukasi kesehatan tidak dipungut biaya sepeser pun. 

Sebelum merantau ke Yogyakarta, Fenny pernah dirawat di Palembang karena luka lambung akibat asam lambung parah dan saat itu pun ia menggunakan JKN.

 “Waktu di Sumatera juga udah pernah ngerasain manfaatnya. Jadi memang Program JKN ini sangat membantu banget buat saya,” tuturnya.

Baca juga: Program JKN jadi harapan saat pensiun bagi Suradi

Fenny adalah anak ketiga dari tiga bersaudara. Ia satu-satunya anggota keluarga yang tinggal di Yogyakarta. Dua kakaknya masing-masing berada di Palembang dan Batam. Sehari-hari, ia bekerja sebagai staf di sebuah toko ritel untuk memenuhi kebutuhan hidup di perantauan.

Menjadi perantau bukanlah hal mudah. Di tengah perjuangan mencari nafkah, menjaga kesehatan adalah tantangan tersendiri. 

Bagi Fenny, keberadaan Program JKN yang dikelola oleh BPJS Kesehatan telah menjadi pelindung tidak kasatmata yang membuatnya merasa tidak sepenuhnya sendirian. 

Baca juga: Cuci Darah terjangkau dengan Program JKN

Ia merasa negara hadir untuk menjamin hak dasar warganya, termasuk kesehatan, tanpa memandang status sosial atau domisili.

Di akhir wawancara, Fenny memberikan pesan kepada generasi muda dan sesama perantau. 

“Kalau bisa, punya JKN sejak awal. Jangan nunggu sakit dulu baru daftar, karena kita tidak tahu kapan butuh. Kayak saya, baru 7 bulan di Jogja udah dua kali masuk rumah sakit, tapi karena punya JKN, semuanya jadi ringan,” tutup Fenny lega.

Baca juga: Gotong royong Program JKN bebaskan beban Desi Lembah Hati

Baca juga: Layanan kelas 2 rasa VIP gunakan Program JKN

 


Pewarta : N008
Editor : Nur Istibsaroh
Copyright © ANTARA 2025