Perajin batik Giriloyo tidak kesulitan bahan baku

id perajin batik

Perajin batik Giriloyo tidak kesulitan bahan baku

Perajin batik tulis tradisional di Giriloyo, Kabupaten Bantul, DIY (Foto ANTARA/Sidik)

Bantul (ANTARA Jogja) - Perajin batik tulis di sentra batik Giriloyo, Desa Wukirsari, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, tidak kesulitan mendapatkan kain sebagai bahan baku.

"Untuk bahan baku kain tidak masalah, saya sudah ada pemasok tetap yang sewaktu-waktu bisa mengirim dalam jumlah banyak," kata perajin dan pemilik sanggar batik tulis tradisional "Kusumo" Giriloyo, Ismail di Bantul, Sabtu.

Menurut dia, untuk memenuhi kebutuhan bahan baku kain, dirinya mendapat pasokan dari perusahaan tekstil dari daerah Godean, Kabupaten Sleman, dimana tiap dua minggu sekali mengirimkan kain sebanyak 10 hingga 15 gulung.

"Tergantung kebutuhan dan pesanan, kalau pas pesanan banyak kebutuhannya bisa sampai 15 gulung, kain tersebut kemudian distribusikan ke perajin batik di daerah sini," katanya.

Menurut dia, untuk tiap gulung kain bisa menjadi sekitar 100 potong berbagai ukuran misalnya 2 x 2 meter, maupun 2 x 2,5 meter, sedangkan harga perpotong bervariasi mulai dari sebesar Rp80.000 sampai ratusan ribu tergantung jenis kain.

"Untuk kain sutera yang paling mahal bisa sampai sejutaan, namun kalau untuk peminat dari masyarakat biasa minta dari kain katun maupun sintesis yang harganya berkisar Rp100.000 per lembar," katanya.

Ia mengatakan, dengan mempekerjakan perajin batik sebanyak 15 orang, setiap minggu sanggar batik ini bisa memproduksi 10 hingga 20 batik yang dijual mulai dari sebesar Rp150.000 sampai Rp900.000 per potong tergantung ukuran.

"Konsumen batik tulis ini sebagian besar dari luar kota seperti Jakarta, Bandung dan Sumatera, kalau daerah lokalan paling saat tertentu saja, seperti mau nikahan, jadi tidak ada pelanggan tetap," katanya.

Terkait pemasaran batik, kata dia kelompoknya masih kesulitan untuk melakukan promosi yang lebih luas, karena selama ini promosi masih melalui pameran dan mengandalkan wisatawan yang berkunjung ke sentra kerajinan ini.

"Promosi saat ini masih sebatas pameran, baik undangan dari dinas maupun dari swasta, selebihnya hanya dari wisatawan yang kebetulan mampir. Untuk promosi lebih jauh saya kesulitan karena tidak memiliki jaringan yang luas," katanya.



(KR-HRI)