Disperindagkop: mi basah di Bantul bebas formalin

id mie bebas formalin

Disperindagkop: mi basah di Bantul bebas formalin

Ilustrasi, produsen mi basah (pom.go.id)

Bantul (ANTARA Jogja) - Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengklaim pabrik mi basah di daerah itu tidak menggunakan bahan pengawet maupun sejenisnya sehingga bebas formalin.

"Kami selalu mendapat umpan balik dari Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), ketika merebak isu formalin seketika itu juga tim kesehatan turun untuk cek, dan hasilnya tidak ditemukan formalin," kata Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Disperindagkop) Bantul Sulistyanto, Kamis.

Menurut dia, beberapa waktu lalu sempat merebak isu formalin dalam mi basah berdasarkan temuan BPOM di beberapa daerah seperti di Jakarta dan Jawa Tengah, dan dinas mendapat tembusan untuk meningkatkan pengawasan.

"Sesuai rekomendasi itu kami kemudian menindaklanjuti dan melakukan pengawasan tidak hanya cek kandungan, melainkan juga proses pembuatan harus sesuai ketentuan, dan Alhamdulillah secara umum memenuhi syarat," katanya.

Ia mengatakan, peluang penggunaan formalin tidak hanya pada makanan mi basah, melainkan juga bakso, akan tetapi secara umum dari pengawasan yang dilakukan secara acak tidak ada temuan formalin.

"Saya harap para perajin mi basah dan bakso tidak hanya berbuat untuk kepentingan bisnisnya untuk meraup untung besar, melainkan juga memperhatikan kesehatan serta tidak merugikan konsumen," katanya.

Sementara untuk makanan tahu yang diproduksi di Bantul, menurutnya juga bebas dari formalin karena makanan ini tidak perlu diawetkan sudah terserap pasar.

Pengusaha mi basah di Desa Panggungharjo, Bantul, Waljito belum lama ini mengatakan, mi basah yang diproduksinya tidak menggunakan formalin karena Asosiasi Pengusaha Mi Basah DIY-Jateng (APMIE Jaya) mempunyai alat untuk mendeteksi kandungan formalin.

"Mi basah yang diproduksi anggota APMIE telah lolos uji formalin, karena setiap pengusaha mi basah yang tergabung dalam asosiasi ini memiliki alat untuk mendeteksi

kandungan formalin," kata Sekjen APMIE Jaya ini.
(T.KR-HRI)