Jogja (Antara Jogja) - Jumlah ideal toko modern di Kota Yogyakarta, baik minimarket atau supermarket hasil kajian Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada berdasarkan analisis spasial dan geografis kependudukan adalah 60 outlet.
"Dalam melakukan kajian, kami menggunakan rasio ideal satu outlet toko modern bisa melayani 6.500 penduduk. Berdasarkan data penduduk 2011 sebanyak 390.554 jiwa, maka jumlah ideal toko modern di Kota Yogyakarta adalah 60 outlet," kata Peneliti Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik (PSEKP) Universitas Gadjah Mada (UGM) Amirullah S. Hardi di Yogyakarta, Selasa.
Proses kajian yang dilakukan PSEKP UGM didasarkan pada data toko modern dari Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian (Disperindagkoptan) Kota Yogyakarta yang kemudian diverifikasi secara faktual di lapangan. Jumlah toko modern dari data Disperindagkoptan adalah 75 outlet.
Dari hasil verifikasi tersebut, diketahui 19 supemarket dan 33 minimarket masih aktif, sehingga jumlah total toko modern aktif di Kota Yogyakarta adalah 52 outlet.
Dengan demikian, lanjut dia, masih dimungkinkan ada penambahan delapan outlet toko modern baru di Kota Yogyakarta meskipun lokasi penambahan juga harus memperhatikan kondisi spasial di wilayah, zonasi, jarak dengan pasar tradisional, dan Peraturan Wali Kota Yogyakarta Nomor 79 Tahun 2010.
"Apabila rekomendasi penambahan jumlah toko modern akan dilakukan, maka perlu memperhatikan wilayah yang tidak terlalu padat dengan toko modern," katanya.
Prioritas pertama adalah di Kecamatan Kotagede dan Wirobrajan dan prioritas kedua adalah di Mantrijeron dan Umbulharjo.
Sedangkan daerah yang tidak direkomendasikan untuk penambahan toko modern karena persebarannya sudah padat adalah di Gondomanan, Gondokusuman, Gedongtengen, Danurejan, dan Mergangsan.
"Di Gedongtengen, terdapat kepadatan pasar tradisional yang tinggi sehingga penambahan toko modern di wilayah tersebut akan menggangu eksistensi pasar tradisional yang ada," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian Kota Yogyakarta Heru Pria Warjaka mengatakan, pembahasan jumlah toko modern perlu lebih fokus sehingga tidak terjebak pada jumlah penduduk saja.
"Dari data, jumlah penduduk Kota Yogyakarta sekitar 390.000 jiwa. Tetapi jumlah itu bisa menjadi satu juta jiwa lebih pada siang hari. Jadi jangan terjebak menjadikan jumlah toko modern naik tiga kali lipat dari jumlah yang direkomendasikan PSEKP," katanya.
Oleh karena itu, lanjut dia, pembahasan harus lebih difokuskan untuk toko modern berjejaring saja, bukan toko modern secara umum yang juga dimiliki perorangan.
"Saya mengusulkan agar jumlah toko modern berjejaring bisa dibatasi. Saat ini pun, rumah makan berjejaring juga sudah ada aturan pembatasannya," katanya.
Sedangkan Wakil Ketua Komisi B DPRD Kota Yogyakarta Dwi Wahyu Budianto mengatakan, hasil kajian PSEKP UGM tersebut akan menjadi masukan dalam penyusan Raperda Toko Modern.
"Sebelumnya, sudah ada pansus toko modern, namun belum ada rekomendasi yang disampaikan. Karenanya, pembahasannya diambil alih komisi dan nantinya akan jadi masukan pembuatan raperda," katanya.
(E013)
(U.E013/B/E001/E001) 09-04-2013 13:58:19