Korem 072/Pamungkas gelar kirab alutsista

id kirab alutsista

Korem 072/Pamungkas gelar kirab alutsista

Ilustrasi, Peralatan Tempur TNI AD (Foto Antara)

Kulon Progo, (Antara Jogja) - Komando Resor Militer 072/Pamungkas Yogyakarta menggelar kirab alat utama sistem persenjataan di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, dari Lapangan Pengasih hingga Alun-Alun Wates.

Kepala Penerangan Korem 072/Pamungkas Mayor Inf. Munasik di Kulon Progo, Senin, mengatakan bahwa kirab alat utama sistem persenjataan (alutsista) diikuti gubernur DIY dan Danrem 072/Pamungkas, masyarakat yang hadir juga berkesempatan untuk naik sejumlah kendaraan tercanggih milik TNI yang disiapkan, di antaranya dua unit Anoa, dua unit Panhad, serta sejumlah kendaraan lain dari TNI AD, AL, dan AU.

Ia mengatakan bahwa upacara hari ini merupakan puncak HUT Ke-70 TNI. Sebelumnya, TNI telah menggelar beberapa kegiatan, seperti bakti sosial, pengobatan gratis, dan donor darah.

Setelah upacara selesai, dilanjutkan dengan sendra tari kolosal tentang perjuangan TNI pada masa masa awal kemerdekaan, termasuk bagaimana peran para tokoh TNI dan pasukanya serta peran pejabat sipil di wilayah Yogyakarta. Bagaimana peran Jenderal Besar Soedirman, Sri Sultam H.B. IX, Letkol Soeharto, dan peran T.B. Silalahi selaku pelaku dari lembaga sandi negara saat itu.

Peran perjuangan TNI, penguasa sipil, dan rakyat disebarluaskan pada dunia internasional dari puncak pegunungan menoreh kabupaten Kulon Progo sehingga dunia tahu bahwa Republik Indonesia masih ada.

Sendratari disuguhkan kerja sama TNI Kodim 0731/Kulon Progo dan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dengan arahan dari Kabid Budaya Kulon Progo Joko Mursito.

Komandan Korem 072/Pamungkas Brigjen TNI Stephanus Tri Mulyono menyampaikan Kulon Progo dipilih menjadi lokasi pusat penyelenggaraan peringatan HUT Ke-70 TNI lantaran memiliki nilai sejarah, yakni menjadi tempat Jenderal Besar Soedirman menyusun strategi Serangan Umum 1 Maret 1949.

Dari Kulon Progo, muncul konsep penyerangan, hingga akhirnya para pejuang berhasil merebut kembali Yogyakarta dan bersatu dalam NKRI.

"Pada usia yang sudah 70 tahun, diharapkan TNI semakin jaya, dicintai masyarakat, dan sebaliknya, juga mencintai masyarakat," tambahnya.

Inspektur Upacara Gubernur DIY Sri Sultan H.B. X membacakan amanat Presiden RI Joko Widodo.

Sultan dalam sambutan HUT Ke-70 TNI mengatakan bahwa TNI tidak boleh terkotak-kotak. Bangsa ini tidak hanya menemui tantangan ekonomi dan keamanan. Namun, tantangan kemajemukan merupakan tantangan tersendiri.

"Banyak bangsa yang hancur karena tidak mampu `manajemen` keragaman kemajemukan dalam berbangsa dan bernegara," kata Sri Sultan.

Pada amanatnya juga dikatakan bahwa 5 tahun ke depan, diharapkan keberadaan alutsista TNI dapat terpenuhi dalam ukuran standar. Hal itu merupakan cermin dari kesiagapan tentara dalam persaingan kemiliteran yang tangguh dan terbentuk tentara andal yang profesional.

"Peliharalah dan jagalah terus kemanunggalan rakyat. Jadilah tentara rakyat yang dicintai dan mencintai rakyat," kata Gubernur DIY.***2***

(KR-STR)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024