BPCB Yogyakarta pugar Kawasan Situs Tamansari

id tamansari

BPCB Yogyakarta pugar Kawasan Situs Tamansari

objek wisata budaya Tamansari Yogyakarta (FOTO ANTARA/dok)

Sleman (Antara Jogja) - Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta mulai melakukan pemugaran kawasan situs Tamansari, Keraton Yogyakarta untuk menyelamatkan peninggalan sejarah budaya itu yang terancam oleh semakin banyaknya bangunan modern bermunculan di sekitarnya.

"Saat ini sudah banyak bangunan modern yang berdiri di sekitar situs Tamansari. Itu akan jadi masalah sekali jika kawasan Tamansari tidak segera dipugar," kata Kepala Seksi Perlindungan Pengembangan dan Pemanfaatan BPCB Yogyakarta Wahyu Astuti di Yogyakarta, Senin.

Dia menjelaskan pemugaran untuk menyelamatkan Garjitowati, salah satu bagian dari Tamansari, dengan membongkar dan menggeser pagar rumah milik salah satu warga.

"Kami juga memindahkan gardu jaga kampung setempat. Karena itu di atasnya Garjitowati," katanya.
Pihaknya juga memberikan kompensasi kepada warga yang terdampak akibat pemugaran kawasan Tamansari.

"Namun tidak banyak, karena kawasan tersebut masih tanah magersari. Itu kan tanah milik keraton, jadi kompensasinya tidak banyak," katanya.

Wahyu mengatakan kalau pemugaran tidak dilakukan segera maka akan sulit nantinya karena bangunan akan semakin bertambah banyak.

"Kami harus berpacu dengan mereka yang membuat bangunan baru di kawasan situs Tamansari, kalau tidak segera dikhawatirkan bangunan yang muncul semakin banyak," katanya.

Kepala Kelompok Kerja (Kapokja) Perlindungan BPCB Yogyakarta M. Taufik mengatakan selain memugar kompleks Tamansari, pada April dan Mei juga dimulai ekskavasi situs Warungboto serta Candi Palgading.

"Situs Warungboto yang berada di kawasan Kota Yogyakarta tersebut diperbaiki agar tidak membahayakan warga yang beraktivitas di sekitarnya. Dua ekskavasi sudah ditentukan untuk tahun ini," katanya.

Dia mengatakan untuk Candi Palgading di Kecamatan Ngaglik, Sleman tersebut, diekskavasi salah satu bangunan candinya.

"Candi Palgading memang sampai saat ini masih berbentuk reruntuhan bebatuan saja," katanya.


V001
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024