Sleman (Antara Jogja) - Jumlah peternak sapi perah di lereng Gunung Merapi, Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, sudah mulai pulih seperti sebelum erupsi besar 2010.
"Masyarakat yang dulu sebelum erupsi merupakan peternak sapi perah, sekarang sudah mulai usaha peternakan lagi, meskipun mereka juga disibukkan dengan kegiatan pariwisata `volcano tour`," kata anggota koperasi susu sapi, Barokah, di Dusun Pangukrejo, Umbulharjo, Cangkringan, Maryono, di Sleman, Kamis.
Dia mengatakan masyarakat lereng Merapi yang sebelum bencana besar lalu beternak, kini sudah berinisiatif mencari "gaduhan" atau pinjaman sapi perah.
"Ada yang `nggaduh`, ada juga yang membeli. Meski sudah banyak yang beraktivitas sebagai pelaku wisata," katanya.
Ia mengatakan saat ini keadaan lereng Gunung Merapi juga sudah mulai pulih sehingga masyarakat tidak terlalu kesulitan untuk mencari pakan sapi dari tumbuhan hijau dan rumput.
"Pakan sudah ada sekarang, kawasan yang dulu terdampak erupsi sudah kembali hijau dan banyak ditumbuhi rumput," katanya.
Maryono mengatakan, setiap harinya, di koperasi Barokah Cangkringan mampu menjual 400 liter susu sapi perah, dari warga peternak yang berjumlah sekitar 31 orang.
"Harga susu Rp4.000 per liter dari koperasi. Sudah cukup normal," katanya.
Peternak lain, Tukinem, mengatakan pascaerupsi Merapi 2010, di daerah Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan memang berubah menjadi tempat wisata, berupa "volcano tour", berupa menjelajah tempat-tempat bekas terkena lahar panas, memakai Jip ataupun motor trail yang telah disediakan oleh para pelaku wisata untuk disewakan.
"Kalau saat erupsi lalu, sapinya mati, Sekarang sudah beli, ada tiga ekor," kata Tukiyem (40), warga Pangukrejo, Cangkringan.
Ia juga mengaku tak bisa lepas dari pekerjaan beternak sapi perah itu meski dari suaminya sebagai pelaku wisata juga sudah cukup menghasilkan uang.
"Suami saya yang fokus di wisatanya," katanya.
Camat Cangkringan Edy Harmana mengatakan selain di daerah Umbulharjo, peternak sapi perah juga tersebar di berbagai desa yang ada di Cangkringan.
"Paling banyak di Desa Glagaharjo itu. Selain hasil yang didapatkan dari produksi susunya, ke depan juga diharap bisa dijualnya dari sisi wisatanya, seperti dijadikan wisata memerah sapi," katanya.
V001
Berita Lainnya
Ratusan warga Sruni Boyolali, Jateng, arak sapi sambut Lebaran Ketupat gaet turis
Kamis, 18 April 2024 7:18 Wib
Dinas Peternakan Gunungkidul mengintensifkan penyuntikan antibiotik ternak
Selasa, 19 Maret 2024 22:39 Wib
BRIN miliki suplemen dongkrak produktivitas sapi potong
Jumat, 15 Maret 2024 9:49 Wib
Yogyakarta imbau masyarakat tidak tergiur daging murah
Jumat, 15 Maret 2024 1:59 Wib
Dinas Peternakan Gunungkidul menyuntik vitamin 89 sapi cegah antraks
Rabu, 13 Maret 2024 18:41 Wib
Ahli UGM mengingatkan masyarakat tidak sembelihternak mati cegah antraks
Selasa, 12 Maret 2024 17:15 Wib
Wapres RI di Selandia Baru tinjau penyembelihan sapi bersertifikasi halal
Kamis, 29 Februari 2024 6:39 Wib
Rencana impor 400 ribu sapi cegah defisit daging di Indoenesia
Minggu, 25 Februari 2024 17:03 Wib