Kulon Progo (Antara Jogja) - Koperasi Sari Jaya minyak atsiri Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, mengekspor produk minyak atsiri daun cengkih ke Eropa dan Asia sebagai bahan baku parfum.
Ketua Koperasi Sari Jaya Bambang Suryanto di Kulon Progo, Rabu, mengatakan produk minyak atsiri buatan Koperasi Sari Jaya mempunyai kualitas ekspor dan merupakan produk eksklusif yang banyak dicari produsen parfum dan kosmetik.
"Minyak attsiri diekspor ke negara Eropa seperti Prancis, Inggris, Belanda, Jepang, Korea Selatan dan India. Lima tahun terakhir, permintaan sangat tinggi, kami kewalahan memenuhi permintaan dari pembeli," kata Bambang.
Minyak atsiri dihasilkan dari ekstrak alami daun, bunga, kayu, biji-bijian, dan putik bunga. Sentra penghasil minyak atsiri di DIY terbesar hanya di Kecamatan Samigaluh.
Di sini (Samigaluh) terdapat puluhan unit penyulingan yang memproduksi minyak dari hasil penyulingan daun cengkih kering.
Bahan baku berupa daun cengkih kering biasanya hanya tersedia pada musim kemarau. Minyak atsiri jenis ini banyak digunakan untuk wewangian, penyedap masakan, dan industri farmasi.
Ia mengatakan setiap tahun Koperasi Sari Jaya mampu memproduksi 1.200 ton. Dari total produksi tersebut, 1.000 ton diproduksi saat musim kemarau, saat musim hujan hanya mampu memproduksi 30 persen atau 200 ton.
Produksi minyak atsiri masih stabil dikisaran 1.000 ton pertahun, meski permintaan sangat tinggi.
"Penurunan produksi disebabkan ketersediaan daun mering cengkih yang bekurang. Saat kemarau, daun cengkih berguguran, sedangkan saat hujan daun baru pupus. Sehingga, kami mengeringkan dulu daun cengkih sebelum melakukan penyulingan," katanya.
Harga minyak atsiri di tingkat koperasi berkisar Rp135 ribu sampai Rp140 ribu per kg. Harga ini sangat tinggi dan menguntungkan petani pemilik pohon cengkih dan koperasi. Sejak 1989 dimulainya usaha penyulingan pertanian, harga minyak atsiri tertinggi berlangsung sejak lima tahun terakhir.
Harga daun cengkih kering berkisar Rp1.500 sampai Rp2.000 per kg. Harga tersebut sangat tinggi, mengingat pihaknya menyulap sampah menjadi produk yang eklusif dan harganya tinggi.
"Atsiri ini mampu menggerakan ekonomi masyarakat. Cengkih aku dijual dikisaran Rp150 ribu per kg, daunya Rp2.000 per kg," katanya.
Sebelumnya, Pengusaha PT Eksotik Aromatika, Ridwan Raharjo, mengatakan negara-negara Eropa umumnya menggemari minyak atsiri yang mempunyai aroma khas diantaranya dari daun cengkeh, damar, biji nilam, mawar, dan melati.
"Perancis merupakan pangsa pasar tersendiri. Mereka menyukai minyak atsiri dari cengkih dan nilam," katanya.
Dia mengatakan bisnis minyak atsiri dari tanaman nilam cukup menjanjikan dan diminati negara-negara Eropa.
"Harga minyak atsiri dari daun nilam per kilogram mencapai Rp800 ribu. Ekspor minyak atsiri meningkat hingga 20 persen dalam beberapa bulan terakhir," katanya.
KR-STR
Berita Lainnya
Pertamina: Minyak jelantah memungkinkan dikembangkan jadi avtur
Selasa, 10 September 2024 16:04 Wib
Kejagung ungkap belum ada informasi pemanggilan Airlangga soal kasus CPO
Selasa, 20 Agustus 2024 21:15 Wib
Disperindag mengkaji potensi pasar minyak makan merah di DIY
Selasa, 20 Agustus 2024 18:54 Wib
Pemda DIY minta distributor tidak buru-buru naikkan harga Minyakita
Senin, 19 Agustus 2024 17:45 Wib
Pemerintah sanksi pengusaha minyak goreng tak tertib
Senin, 19 Agustus 2024 17:03 Wib
Enam lapangan migas baru dongkrak lifting minyak di Indonesia
Senin, 5 Agustus 2024 6:36 Wib
Pertamina temukan sumber minyak baru, potensinya 3.000 BOPD
Rabu, 17 Juli 2024 13:06 Wib
PetroChina Jabung bor sembilan sumur minyak
Selasa, 9 Juli 2024 12:36 Wib