Sleman (Antaranews Jogja) - Perajin "janggel" jagung yang tergabung dalam Giowari Putra Craft dari Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, melakukan audiensi dengan Bupati Sleman Sri Purnomo guna memohon dukungan dalam pengembangan usahanya.
Ketua rombongan perajin "janggel" jagung Stefanus Indri Sujatmiko menyampaikan kepada bupati, di Sleman, Selasa, bahwa janggel Jagung yang selama ini hanya dianggap sampah yang tidak berguna dapat mempunyai nila ekonomis yang cukup tinggi.
"Dari janggel jagung tersebut dapat dikreasikan menjadi aneka produk kerajinan yang punyai nilai ekonomis tinggi seperti lampu duduk/tang, rumah mini hingga tugu mini, termasuk lukisan yang sangat eksklusif," katanya.
Ikut mendampingi Bupati Sleman dalam audensi yakni Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Pustopo, Kepala Subag Ketahanan Ekonomi Bagian Perekonomian Setda Djoko Muljanto.
Pada kesempatan tersebut Bupati Sleman berharap agar dalam memproduksi sebuah kerajinan termasuk Janggel Jagung harus selalu memperhatikan faktor lingkungan dan keamanan, termasuk harus menjaga kebersihan lingkungan baik limbah dari produk itu sendiri maupun polusi lingkungan.
"Karena bahan baku dari janggel jagung tersebut berpotensi menimbulkan polusi. Yang jelas faktor kesehatan lingkungan dan udara harus dijaga dengan baik," kata Sri Purnomo.
Menurut dia, agar produk kerajinan tersebut laku dan menarik maka kualitas dan kemasan harus menjadi prioritas utama. Dengan bahan baku janggel jagung tersebut ternyata mampu menghasilkan produk yang punya nilai jual yang tinggi, namun demikian keberlanjutan dan kelangsungan produk harus dijaga agar rutinitas produk bisa dipertahankan.
"Yang tidak kalah adalah perbaiki dulu produknya sendiri, kalau sudah berjalan dengan baik dengan produk yang terus menerus, termasuk proses dan kelancaran pemasaran. Karena proses pemasaran biasanya yang menjadi masalah dalam keberlanjutan sebuah produk," katanya.
Terkait dengan rencana desa wisata dan destinasi wisata, Bupati Sleman menilai akan secara alami tempat tersebut akan menjadi desa wisata/destinasi wisata kalau memang sudah siap dengan produknya.
"Mulai sekarang beberapa faktor pendukung harus mulai disiapkan dengan baik termasuk sarana dan prasaranya," katanya.
Sedangkan Stefanus Indri Sujatmiko menambahkan bahwa faktor pemasaran yang selama ini menjadi masalah dan minta dukungan dan suport dari Pemkab Sleman agar mesalah pemasaran bisa berjalan baik.
"Yang jelas bahan baaku janggel jagung diperoleh bukan hanya dari Sleman saja namun juga dari luar daerah seperti Ngluwar Magelang, juga dari Klaten dan daerah lain. Bahan baku janggel Jagung tersebut selain menjadi bahan baku kerajinan aneka produk, maka limbah tepung dari jaanggel tersebut juga bisa digunakan untuk paken ternak, yang harganya Rp3.000 per kilogram," katanya.
(V001)
Berita Lainnya
Presiden memanen jagung di Gorontalo
Senin, 22 April 2024 14:44 Wib
Bulog diminta serap jagung hasil produksi petani Indinesia
Senin, 22 April 2024 8:00 Wib
BRIN sebut patogen tular tanah masalah serius tanaman jagung di Indonesia
Rabu, 17 April 2024 15:21 Wib
Pemerintah beri Unhas sertifikat benih jagung unggul
Minggu, 7 April 2024 17:28 Wib
Serap produksi dalam negeri, pemerintah setop impor jagung
Sabtu, 16 Maret 2024 15:34 Wib
Peternak ayam petelur berharap pemerintah jaga stok jagung
Kamis, 29 Februari 2024 22:29 Wib
Gunungkidul peroleh bantuan benih jagung untuk 17 ribu hektare
Rabu, 24 Januari 2024 14:36 Wib
Capres Ganjar Pranowo: Beratkan peternak, harga jagung cukup tinggi
Jumat, 19 Januari 2024 13:51 Wib