Pedagang "e-commerce" hanya puas pada level UMKM

id belanja online

Pedagang "e-commerce" hanya puas pada level UMKM

Ilustrasi belanja secara "online" (Foto bisnisukm.com)

Jakarta (Antaranews Jogja) - CEO Tokopedia William Tanuwijaya mengatakan umumnya pedagang di situs perbelanjaan daring (e-commerce) hanya puas pada level usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan tidak mengembangkan usahanya menjadi "brand" nasional.

        Dalam konferensi pers Maker Fest di Jakarta, Jumat, William mengatakan dari pengalamannya membangun Tokopedia yang menjadi marketplace nasional terkenal, saat ini sudah memiliki 2,7 juta penjual.

         Namun, tidak banyak yang meningkatkan produk yang dijual menjadi "brand" ternama berskala nasional dan dunia.

        "Saat ini di Tokopedia ada 2,7 juta penjual, banyak dari mereka berawal dari kreator lokal. Sayangnya, kebanyakan dari mereka hanya mentok di level UMKM, fokusnya hanya berdagang, setelah itu tidak meningkatkan jadi brand nasional," kata William.

        Ia mengakui untuk mengembangkan usaha kecil menjadi brand nasional tentu harus didukung berbagai pemangku kepentingan.

        Menurut dia, masih banyak usaha kecil ekonomi kreatif yang belum memiliki badan hukum. Padahal untuk mendapatkan akses permodalan dan pembiayaan, pelaku usaha harus berbadan hukum.

        Pelaku usaha juga harus memiliki pembukuan akuntansi yang tersusun rapi sehingga jenis usahanya dapat terlihat layak "feasible" untuk mendapatkan pendanaan.

        William berharap 2,7 juta penjual di Tokopedia tersebut bisa terinspirasi membangun brand nasional hingga mendunia, serta bisa mengembangkan usahanya dalam toko fisik.

        "Saya ingin 2,7 penjual di Tokopedia tidak berhenti, bisa terinspirasi membangun brand bahkan yang tadinya lewat online bisa ke offline," kata dia.

        Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf memaparkan baru 1 persen dari 100 usaha ekonomi kreatf di Indonesia yang berbadan hukum.

        "Yang sudah berbadan hukum PT, itu di bawah 1 persen, yang berbadan usaha lain 3,86 persen, sisanya rumahan. Banyak milenial yang berusaha di situ," kata Triawan.
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024