Kejayaan cengkih Gunung Merapi punah

id Cengkeh

Kejayaan cengkih Gunung Merapi punah

Ilustrasi. Petani sedang menjemur cengkih (ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah.)


Sleman (Antaranews Jogja) - Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengaku kesulitan untuk memulihkan kejayaan komoditas cengkih di kawasan lereng Gunung Merapi yang saat ini terancam punah.
     
"Saat ini lahan cengkih di Sleman hampir tidak ada. Ini bermula dari adanya penebangan besar-besaran di masa pemerintahan Presiden Soeharto dan berlanjut hingga saat ini," kata Kepala Bidang Holtikultura dan Perkebunan Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman Edy Sri Hartanto.
     
Menurut dia, sejak saat itu petani cengkih Sleman terutama di lereng Gunung Merapi sudah tidak bangkit lagi di Sleman.
     
"Saat ini para petani juga banyak memilih menanam komiditas yang lain yang lebih cepat masa panennya seperti kopi atau pohon sengon," katanya.
     
Sementara salah satu warga lereng Merapi di Desa Glagaharjo, Cangkringan Suminten mengatakan tanaman cengkih di lereng Merapi sudah hampir punah, selain penebangan besar-besaran pada sekitar tahun 1980an juga karena terdampak erupsi besar pada 2010.
     
"Sebelum erupsi Merapi 2010, saya masih memiliki sejumlah pohon cengkih. Namun saat ini hanya memiliki tiga pohon cengkih," katanya.
     
Ia mengatakan, dahulu saat cengkih masih jaya dirinya sampai menyewa lahan tanah kas desa untuk menanam cengkih.
     
"Dulu saya tanamnya di tanah kas desa, setelah erupsi 2010 tanah tersebut digunakan untuk membangun Hunian Tetap (Huntap) korban Merapi," katanya.
     
Ia mengatakan, sebenarnya tanaman cengkih saat ini kembali sangat menguntungkan karena harga jual sudah kembali naik.
     
"Namun karena minimnya lahan dan proses panen cengkih yang cukup lama, saya memilih untuk menanam tanaman yang lain. Sekarang saya pilih tanam pisang ambon, kelapa, dan durian," katanya.
 
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024